Sunday, May 24, 2009

Part III: After War


Seusai Chip War, Haytam dan Kuuga beserta para petinggi Accretia dan hampir seluruh pasukan bersama-sama kembali ke area tengah tambang...

Di sana mereka menemukan puluhan bangkai MAU yang meleduk dan mayat-mayat prajurit Bellato bertumpukan, semuanya hangus terkena nuke....

Di tengah itu semua tergeletak dengan gagah sebuah kaleng, tubuhnya udah nyaris hancur lebur...
Perisainya yang biasanya kokoh dan mengkilat kini udah jadi serpihan-serpihan logam berserakan. Armor Archon yang biasanya membuat dirinya tampak berwibawa kini udah gak ga jelas lagi bentuknya...

Haytam, Kuuga dan Accretia yang lain berdiri mengelilingi jasad Archon mereka yang telah mengorbankan dirinya demi seluruh Empire.

Melihat kondisi Archon Prince yg mengenaskan itu Haytam ga bisa lagi menahan emosinya, air karburatornya mengalir deras dari sela-sela kamera matanya.... Kuuga yang berdiri di samping Haytam segera melingkarkan tangannya ke pundak Haytam sebelum menyenderkan kepala Haytam ke pundaknya...

��Kenapa dia harus mati dengan cara begini...�� ujar sekaleng Striker

��Ini terlalu menyedihkan...�� tambah sekaleng Battle Leader.

Haytam segera berdiri tegak, Ia memandang tajam ke arah Battle Leader yang barusan mengatakan hal itu ��Kematian Archon Prince jangan kalian sesali.... Ini adalah cara pergi yang paling sesuai buat dirinya yang udah menjalani hidup sebagai prajurit Empire sejati... Dia pasti mati dengan bahagia mengetahui berkat pengorbanannya, kita bisa mempertahankan bangsa ini!!!!��

Kuuga ikut menambahkan ��Haytam benar..... Kita tidak perlu menyesali yang udah terjadi tadi pagi.... Berkat pengorbanan Archon Prince kita bisa bertahan hari ini! Kita terbebas dari stigma yang sekian lama membelenggu! Di CW berikutnya kita tunjukkan pada para cebol dan kuping panjang itu bahwa ada ribuan kaleng di Solar ini yang siap berkorban seperti Archon Prince!!!!��

��Kalau kalian nggak mau menyia-nyiakan kematian Archon, maka seluruh kaleng di Accretia Solar ini harus bangkit kembali!!! Tunjukkan harga diri kalian sebagai pasukan Empire sejati!! Tunjukkan bahwa kita bukan bangsa jajahan!!!�� teriak Haytam emosional.

Hampir serempak seluruh kaleng yang ada di sana berteriak penuh semangat!!

��HIDUP ARCHON PRINCE!!!! HIDUP EMPIREEEEEEE!!!!!��

Keadaan tengah tambang yang semula sunyi dan beku kini menjadi panas dan riuh berkat teriakan-teriakan para prajurit Empire itu! Mata kamera mereka menyala garang, siap untuk membangun kembali Accretia Solar!!!

Haytam diam-diam berlutut di depan tubuh Archon Prince, sambil menundukkan badan ia berbisik ke telinga microphone Archon-nya itu..... ��You hear that bro, bangsa yang udah nyaris punah ini bisa bangkit..... Bahkan mereka semua rela mengorbankan dirinya buat Empire... Seperti yang gw bilang pagi tadi kan, inilah saatnya kebangkitan yang sesungguhnya bagi Empire... dan itu semua berkat elu... berkat pengorbanan elu yg luar biasa��

Sambil mengatakan itu, air karburator kembali merembes dari kamera mata Haytam.
Dielusnya lembut jasad Archonnya itu ��Rest in peace bro, we will miss you...��

Kuuga menyentuh lembut pundak Haytam, Haytam balas menggenggam jemari kaleng Kuuga, mereka berdua terdiam 1001 bahasa seolah menyampaikan perpisahan terakhir kepada Archon yang paling mereka hormati itu...



***


Avalon terbangun, dengan rasa sakit di sekujur tubuh dan kepalanya... Ia berada dalam MAU nya, benda itu sekarang rusak parah setelah membentur dinding Crag Mine, dan membuat dirinya pingsan... Ia membuka kokpit dengan susah payah, sinar matahari yang menyilaukan masuk dan menerangi kokpit MAU Avalon.

Kepala Avalon masih terasa cenut-cenut ia berusaha mengingat kejadian subuh tadi...

Setelah kejadian di Chip Accretia itu, Avalon langsung memacu MAU nya melalui tengah tambang. Tujuannya adalah untuk menurunkan Luthien di wilayah Chip Cora. Karena kondisi cewe itu udah nggak memungkinkan lagi untuk turun perang.

Tapi rupanya keadaan di tengah tambang udah kacau abis, pertarungan sengit antara Cora dan Bellato sedang terjadi di sana! Avalon mati-mati an menghindari serangan para Coro, sementara bemo nya sendiri udah sekarat akibat terkena trap dan pertarungannya melawan Dave tadi..

Keadaan menjadi makin parah saat Avalon menyadari lewat kaca spion nya, bahwa Wave Accretia bagaikan kereta api siap menerjang ke arah kekacauan di tengah tambang ini. MAU Avalon terjebak diantara perang tiga bangsa di tengah Crag Mine cukup lama, Ia berusaha meninggalkan area itu tapi hampir semua jalan di buntu oleh massa...

Cukup lama Avalon berputar putar di lorong-lorong sekitar tengah tambang berusaha mencari celah untuk mengantar Luthien kembali ke wilayah Chip Cora. Ketika dilihatnya keadaan tengah tambang kosong, Avalon segera ambil kesempatan itu untuk pergi sejauh-jauhnya, namun sial... Baru setengah jalan ia sudah bertemu dengan Wave dari bangsanya yang sedang menuju ke tengah tambang! Tidak mungkin melawan arus Avalon akhirnya terseret kembali ke area tengah tambang dimana ia menyaksikan sekaleng Archon Accretia bertarung sendirian melawan seluruh prajurit Bellato!

Tiba-tiba aja di area itu terdengar peringatan nuke, Avalon segera tancap gas dan ngebut untuk menjauhi area yang terkena nuke. Tapi shockwave ledakan itu terasa juga. MAU Avalon tanpa ampun terhempas ke depan hingga menabrak dinding Crag Mine yang terjal itu. Avalon pun tak sadarkan diri...

Saat semua ingatan itu udah kembali ke kepalnya, barulah Avalon sadar.. Dimanakah Luthien???

Cebol itu mencari Luthien di dalam MAU nya, tapi tidak ada.. Demikian juga di luar MAU, mungkin aja Luthien terlempar keluar dari kaca kokpit yang pecah saat terjadi ledakan tadi... Tapi Luthien bener-bener tidak ada di manapun.

Panik takut terjadi apa-apa pada Luthien, Avalon segera menggunakan radar dari item mall untuk melocate posisi Luthien. Cebol itu menghela nafas lega saat melihat Luthien ternyata masih hidup dan saat ini tengah berada di Pan Crimson, tepatnya di dalam goa rahasia mereka.

Masih mengkhawatirkan kondisi Luthien, cebol itu pun ngga mau buang waktu... Ia buru-buru berlari menuju ke portal Crag Mine Bellato untuk menyusul Luthien di Pan Crimson

Sesampainya di Pan Crimson, Avalon langsung masuk ke dalam goa... Namun ternyata Luthien udah nggak berada di sana lagi. Sebagai gantinya Avalon menemukan dua buah batu yang telah disusuh sedemikian rupa dan di ukir dengan force hingga menyerupai sebuah nisan. Nama-nama yang terukir di batu itu adalah Paladinz /BlackFairy dan HeN...

Walaupun kecewa karena nggak menemukan Luthien di sana, namun Avalon merasa lega, setidaknya dia tahu coro itu baik-baik aja...

Avalon pun menunduk dan memberi penghormatan di depan nisan yang dibuat oleh Luthien untuk mengenang dua orang yang paling berharga dalam hidupnya itu...

Walaupun hanya nisan kosong, setidaknya hanya inilah yang dapat dilakukannya untuk dua orang yang telah melindungi dan menyelamatkan Luthien di Chip War pagi tadi dengan caranya masing-masing...

Cebol itu melangkah keluar dari gua, ia berjalan ke tepian pantai di mana ia pernah melihat sekawanan bunga liar tumbuh disana. Ia bermaksud memetiknya untuk diletakkan di nisan itu.

Saat sedang memetik bunga itulah Avalon melihat sesosok Coro sedang berdiri nun jauh di ujung pantai... Luthien!!! Di tangan Coro itu tergenggam bunga-bunga liar yang sama dengan yang dipetik oleh Avalon... Sepertinya Luthien juga bermaksud melakukan hal yang sama, cewe itu memandang ke laut rambutnya yang panjang dipermainkan angin....

Langit yang dipandang oleh Luthien itu terlihat merah bagai darah, bagaikan ikut menangis melepas kepergian Archon tiga bangsa, dan semua patriot yang telah berguguran di Chip War subuh tadi....

Avalon segera berjalan mendekati Luthien.. ��Luth.... are u allright?��

Luthien tidak menoleh, ia terus saja memandang ke arah langit sambil menjawab,
��Gw nggak bisa habis berpikir... Kenapa kita tiga bangsa harus ditakdirkan untuk saling bunuh- membunuh��

Cewe itu terhenti sejenak dan menarik nafas dalam-dalam...

�� ...... Kenapa kita terus saja melakukan hal yang sama setiap harinya.... menyakiti dan disakiti.... mencintai, dan membenci..... Mungkin sampai kapanpun kita nggak akan tahu jawabannya...��

Luthien kemudian menoleh perlahan ke belakang sambil tersenyum pahit. Gadis itu lalu berlutut hingga tingginya sama dengan Avalon.

��Tolong beritahu .. bagaimana gw harus menghadapi kehidupan ini sendirian... bagaimana gw mesti berjuang melangkah maju setelah semua ini...�� tanyanya dengan mata berkaca-kaca.

Avalon terdiam sejenak sebelum menjawab

��Mungkin gw terkesan seperti pengecut kalau gw baru bicara begini di saat dia sudah pergi.. Tapi gw pernah berjanji pada elu di pantai ini, bahwa gw akan selalu ada buat elu Luth.... Saat inipun kalo elu inginkan gw akan menepati janji gw itu selamanya... You are not alone Luth!��

Luthien memandang dengan campuran antara kagum dan tak percaya ke arah Avalon, setetes air mata mulai mengalir di pipinya

��Tapi gw...��

Avalon mengusap airmata Luthien ��Gw tahu... gw tahu apa yang akan elo katakan. Tapi gw ga peduli Luth... Karena kita tidak pernah tahu kapan hal yang terbaik dalam kehidupan kita akan datang..... Dan untuk saat ini gw nggak mau melepaskan hal terbaik yang udah gw miliki... �� sambil menjawab demikian Avalon tersenyum dan mengelus rambut Luthien lembut.

Luthien hanya bisa menunduk mendengar kata-kata Avalon, air matanya kini mengalir makin deras...


....................


.................


...........


.......



One year later


Haytam dan Kuuga sedang berjalan-jalan keliling markas Accretia saat mereka melewati nisan yang dibangun untuk menghomrati Archon Prince. Nisan itu dibangun bersebelahan dengan nisan milik Aizen dan Dave.

Banyak sekali Accretia junior yang baru aja diaktifkan setahun belakangan ini sedang mengerubuti nisan itu, sambil terus memperbincangkan kisah-kisah kepahlawanan para mantan Archon mereka itu.

��Katanya Aizenvalt itu striker legendaris!�� ujar sekaleng Specialist level 1 ber nick BlueCherry ��Dia bisa hancurin 2 MAU milik Archon Bellato sebelum mati!��

��Ahhh itu mah kecillll!!!�� sahut sekaleng Striker ber nick Vulskrants ��Gw suatu hari nanti juga bisa kayak gitu kalo mau!�� tambahnya angkuh.

Beuhhh pede bener nih kaleng! Pikir Haytam.. Sifat pedenya itu mengingatkannya sedikit pada babu Aizen yang juga selalu pede semasa hidupnya...

Tapi kayaknya si BlueCherry nggak berpikiran seperti Haytam, ��Wahh bener kk Vull bisa jadi sekeren itu?�� ujarnya dengan mata kamera berbinar-binar, persis sekali seperti cara Bleki memandang babu.

Haytam tersenyum miris, dua kaleng dihadapannya ini benar-benar mengingatkannya pada Babu dan Bleki...

Haytam dan Kuuga baru meneruskan jalan-jalan-nya beberapa langkah, ketika tiba-tiba sekaleng Gladius menghampiri mereka.

��Bro... barusan aja gw naek level jadi 35, gw udah siap turun ke chip War membela Empire, kemana gw harus mendaftar?�� tanya Gladius itu penuh percaya diri

Kuuga dan Haytam terkejut, Gladius muda itu begitu bersemangat dan aura yang memancar dari tubuhnya pun terasa berbeda dari kaleng-kaleng lainnya.

��Elo belum perlu turun CW sekarang juga kok�� balas Haytam santai ��leveling dulu saja sampe 45 lebih baru ikut CW, saat ini prajurit Empire udah cukup�� kasian juga kalo Gladius ucup gini udah dipaksa CW, pikir Haytam.

��Tapi gw ingin berguna buat empire, bro!�� bantah Gladius itu, �� lagipula sikap angkuh kayak gitu adalah awal dari kehancuran Empire dulu, apa kk mau Empire yang udah susah payah kita bangun kembali ini jatuh lagi?��

Haytam tersentak mendengarkan ucapan Gladius itu, dirinya serasa flash back ke dini hari sesaat sebelum Chip War setahun yang lalu. Ia merasa dirinya baru saja ditegur oleh Archon Prince karena hampir lupa dengan ucapannya sendiri...

��Iya lu bener bro�� Kuuga menyahuti ��Kalo lu mau turun war kita akan terima dengan senang hati, nanti menjelang CW datanglah ke portal Accretia di Crag Mine, gw akan brief elo di sana! Berjuanglah untuk Empire!�� tambahnya lagi.

Mata kamera Gladius itu nampak berseri-seri karena diterima sebagai prajurit Empire, ia segera berlari-lari menuju bank markas mungkin untuk menyiapkan perlengkapan perangnya...

��Gladius itu...�� ujar Haytam lirih... ��semangatnya bener-bener ngingetin gw pada sesosok kaleng yang udah lama meninggalkan kita��

��Iya... gw juga berpikir demikian�� jawab Kuuga sambil terus mengawasi sosok Gladius itu erat erat dengan mata kameranya.

Haytam tersenyum sambil memandang ke arah nisan Archon Prince di kejauhan ��Lu lihat kan, bro... Kaleng yang mewarisi tekad dan cita-cita elu... ada di sini!!!��


***

Sementara itu Luthien seperti biasa berziarah ke makam yang dibuatnya untuk kk HeN dan Paladinz di Pan Crimson.

Setahun lalu Luthien mendirikan makam untuk dua orang itu di pantai ini. Alasannya karena tempat ini adalah tempat yang istimewa baginya. Ada pertemuan, perpisahan, ada pula tawa dan tangis, begitu banyak peristiwa penting dalam hidup Luthien yang terjadi di sini...

Di pantai yang begitu penuh dengan memory ini.... disitulah ia ingin selalu mengenang Paladinz dan kk HeN

Sesampainya di sana, ia melihat sudah ada bunga-bunga yang ditaburkan di depan makam itu. Bunga-bunga itu kelihatannya masih baru dipetik, kuncupnya masih basah oleh embun pagi...

Luthien tersenyum sambil meletakkan karangan bunga yang dibawanya dari markas Cora di samping bunga-bunga liar itu.

Gadis itu kemudian berlari keluar gua dan menuju ke arah pantai, di sana ia melihat Avalon sedang mengelap MAU coklatnya seperti biasa.

Ia tertawa ngeliat pelitnya Shin Avalon nggak berubah juga, menyadari dirinya diketawain Luthien, Avalon balas melambaikan tangan kepada gadis itu sambil ketawa...

Tawa sepasang Coro dan Cebol itu terdengar bersahutan dengan buih ombak yang pecah di bibir pantai, dibawah langit biru yang hari ini menaungi Pan Crimson.

FIN

No comments:

Post a Comment