Tuesday, May 26, 2009

ByPass RF Elven

1. download MHS dlo ==> install dolo,ni program ada sistem DOS nya
2. kalian masuk folder dcfg ==> cversion.dll (hide),dhelpin.scn (hide),delphine.upd(hide) ==> mode Hide ganti lewat propertis
3. delete smua versi delphine.9x ==> ada 2 file .9xdi dcfg yg baru
4. buka MHS,posisi di open proses
5. "open in restricted mode (improve undetectability)" ==> kasih centang
6. klik rf.exe ==> jgn rflauncher.exe
7.masukin ID seperti biasa sampe pemilihan server behenti dlo ==> siap2 skill kecepatan tangan meningkat 5000
8. klik server yg akan anda mainin ==> trus cpet balik ke MHS, sambil teken tombol refresh terus terusan sampe rf_online.bin muncul di proses
9. setelah rf_online.bin muncul,cpet klik 2X ==> kalo MHS terdeteksi maka kalian harus ulangi mulai awal n kudu restart kompi
10. kalo kalian sukses masuk, tinggal kalian belajar scannya

NB : Scan tipe text ke " Menu Search --> String Search "

Credit: livion n3

Sunday, May 24, 2009

Telenovusla:
Author :Shienny M.S.
Credited By:Telenovusla

Telenovusla Sidestory III

Ash Like Snow



LeGra adalah putra tunggal dari salah satu anggota Dewan Archon Bellato. Pada usia yang sangat muda ia sudah menjabat sebagai salah satu pimpinan pasukan Armor Rider Bellato gak heran kalo dia dituduh KKN sama Bellato-Bellato yang lain, apalagi sekarang LeGra sudah ditunjuk Wakil Archon termuda dalam sejarah Bellato.

Karena itulah LeGra hampir tidak punya teman di kalangan bangsanya sendiri, kalaupun ada yang berlaga baek dan sok akrab dengan dirinya, pastilah itu hanya kedok aja supaya mereka juga bisa mendapat kedudukan dan posisi yang tinggi. LeGra sudah hapal betul dengan semua penjilad itu!

Kadang-kadang LeGra merasa muak, bukan keinginannya dilahirkan sebagai putra petinggi, bukan keinginannya ayahnya begitu ambisius dan memposisikan dirinya di jabatan yang bisa bikin iri cebol sekampung!

Tapi apa boleh buat, LeGra nggak ada pilihan kecuali menjalankan tugas-tugas nya dengan baik. Membuktikan pada para penjilat dan cebol cebol iri hati itu bahwa dirinya memang layak dan mampu mendapatkan jabatannya saat ini....

Untunglah LeGra punya dua orang teman baik, dua teman yang dia tahu dekat dengannya tidak untuk cari muka, dua teman yang benar-benar menilainya apa adanya bukan karena keluarganya ataupun jabatannya.

Salah satu teman LeGra tersebut adalah Aizenvalt, wakil Archon Accretia Empire.

Persahabatan LeGra dengan Aizen dimulai saat LeGra menyelesaikan quest TurnCoat di goa angin. Waktu itu LeGra udah putus asa rasanya, udah sejak sore ia gak berhasil membunuh TC yang dilawannya, pot HP nya udah kritis dan badannya udah capek semua.

Minta bantuan ama temen sebangsanya dia ogah, LeGra ga bisa bayangin cibiran apa yang bakal diterimanya kalau sampai minta bantuan untuk menyelesaikan Quest!!

Namun ga diduga-duga justru sekaleng Warchon Accretia entah darimana datang dan membantunya menyelesaikan Quest tersebut, apalagi setelah itu LeGra ganti membantu Aizenvalt saat kaki kaleng itu hancur terkena trap. LeGra ingat bener di pertemuan pertamanya Aizen bahkan nggak mau disentuh oleh dirinya, namun perlahan-lahan sikap kaleng itu berubah....

Sampai sekarang mereka masih sering bertemu di peta-peta netral, ngobrolin berbagai hal ngelantur ga jelas, maen capsa atau test PvP.

Hanya Aizen lah 1-1 nya tempat LeGra berbagi cerita dan kesedihan, teman yang tidak menilainya hanya karena ia adalah putra petinggi Bellato!!! Persahabatannya dengan Aizen adalah rahasia yang tidak pernah diceritakannya pada siapapun juga!

Alliansi yang kemudian dijalin antara Accretia dan Bellato untuk menandingi dominasi bangsa Cora membuat mereka semakin akrab, berdamping-dampingan mereka sering bertarung bersama baik di Sette maupun CragMine.

Namun mulai hari ini mereka tidak bisa begitu lagi! Akibat pecahnya alliansi Accretia Bellato. Mereka kini bertarung di pihak yang berlawanan!

Walaupun sahabat, malam ini mereka tetap harus menjadi musuh apabila mereka bertemu di Crag Mine sebagai pilot RMAU Bellato Union dan Striker Accretia Empire

Malam ini adalah Chip War pertama setelah pecahnya alliansi beberapa saat sebelumnya, LeGra berada di garis depan seperti biasa, dari layar monitor di dalam kokpitnya ia bisa melihat Aizenvalt juga berdiri di garis depan Accretia dari aura babu nya yang menyilaukan.

Saat tanda Battle Start berbunyi Legra pun dengan semangat memacu RMAU nya ke arah Aizen, dengan santai si babu menghindari sabetan RMAU itu

“Hey, menyedihkan banged sih kita ini, mau ketemuan aja musti di jam war sama rusuh gini!” ujar LeGra via speaker RMAU nya, dengan volume kecil tentunya supaya hanya Aizen yang bisa mendengarnya.

“Yeah! Emang nyedihin kita ini mau ketemu aja kudu sambil gaplok-gaplok an gini!” jawab Aizen cuek sambil nembakin launcher nya ke arah LeGra, yang segera dihindari oleh AR itu dengan manuver berputar.

“WOY! Ati-ati ngarahin moncong loncer elu, salah-salah ntar lu ledugin RMAU gw pula!” balas LeGra sambil ketawa, emang sikap cuek dan sotoy Aizen ini yang bikin dia makin menarik.

“Please... Even should it cost my life, I don't want to kill you.” balas kaleng itu dengan mta kamera meredup.

Pipi dan kuping LeGra sampe memerah ngedengernya, namun dengan cepat AR itu kembali fokus ke duel di hadapannya “Zzzzzzz sok puitis... makanya protes sono sama Archon lu yang mutusin ally dengan bangsa gw!!!!” semprot LeGra.

Aizenvalt pun nyengir ngedenger jawaban sewot LeGra.

“Yah gimana lagi bro.... Terima aja, udah nasib nih! Lagian dah lama gw kepengen gebug-gebug an ama RMAU elu, sejak Accre ama Belato ally gw udah pengen coba kekuatan mainan baru lu ini!!!”

LeGra adalah pilot dari unit RMAU pertama yang diluncurkan di Bellato Union!! Konon RMAU milik LeGRa adalah yang kuat diantara semua unit RMAU milik AR sebangsanya saat ini!

Gak heran kalo Aizen yang sejak dulu emang rada edan dan doyan tantangan pengen ngejajal kemampuan mesin itu, namun karena terhambat alliansi mereka ga pernah bisa duel dengan serius!

Namun malam itu nampaknya keinginan Aizen terkabulkan, terlihat dari ekspresinya yang penuh semangat, LeGra pun tidak mau mengalah begitu saja, ia juga pengen ngejajal kekuatan senjata relic Red Siege Kemoceng milik Aizen!!!

“Boleh aja!” tantang LeGra “Yang kalah wajib nraktir yang menang 10 gallon BBM pertamax kualitas super!!”

Mata kamera Aizen menyala penuh semangat “DEAL!!! Siap bokek bayar repair lu AR culun!!”

“Enak aja, lu dong yang siap-siap bokek bayar bensin!!! Berapa sih gaji babu??” cibir LeGra gak mau kalah.

“POKEMON LO!”

“WAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKA!!!” LeGra pun ngakak sekeras-kerasnya dari speaker RMAU nya

Kedua sahabat itu pun berduel dengan serius! Ini bukan duel pertama mereka, jauh sebelum alliansi antara Accretia dan Bellato terjalin mereka udah sering bertemu di medan perang yang mengharuskan mereka untuk terlibat pertarungan.

Tapi pertarungan mereka tidak seperti pertarungan antar bangsa lainnya yang dipenuhi dengan nafsu saling bunuh, mereka bertarung dengan semangat berkompetisi, membuktikan siapa yang lebih kuat tanpa harus membunuh lawan di depan mata mereka!

LeGra sendiri tidak mengerti sejak kapan dan bagaimana bisa terjalin ‘kesepakatan’ seperti itu antara dirinya dan Aizen. Tapi itulah yang telah terjadi selama beberapa tahun ini, dan ia yakin masih akan terjadi sampe bertahun-tahun ke depan....

Persahabatan mereka memembus segala batas, ras, profesi, politik, dan perang. Dan akan tetap begitu selamanya... Itulah yang selalu diyakini oleh LeGra....

Malam itu duel antara Aizen dan LeGra berakhir dengan seri, namun dengan keunggulan di pihak Aizen, RMAU LeGra ringsek parah akibat dihajar skill-skill Striker Aizen.

Bangsa Bellato sendiri kalah dalam Chip War malam itu, Chip mereka pecah di tangan bangsa Accretia mantan ally mereka!

Langit Crag mine malam itu terlihat lebih gelap dari biasanya, bara api dari beberapa unit MAU yang meledak menyalakan langit malam itu dengan warna merah yang menyakitkan.

LeGra merangkak keluar dari unit RMAU nya yang nyaris hancur, dilihatnya Aizen berada di depannya sedang menyimpan siege kit nya.

Kaleng itu terlihat lega saat melihat LeGra baik-baik saja, ia kemudian melambaikan tangannya dan segera berlari menuju ke tengah tambang sepertinya ia diperintahkan Archonnya untuk mengawal Chip bearer ke sana.

LeGra menganggukkan kepala membalas kode dari Aizen, sebelum kaleng itu berpaling dan menghilang ke kegelapan tambang. Abu dan salju turun dari langit memburamkan pandangan LeGra sebelum AR itu pingsan....

Status stigma yang kemudian melekat membuat keadaan bangsa Bellato makin suram, tapi dini hari itu juga LeGra sudah berada di bengkel MAU.

AR itu nggak mau santai berlama-lama, begitu sadar dari pingsannya ia sudah meluncur ke bengkel untuk memeriksa kondisi RMAU nya.

Saat ini sudah beberapa jam Warchon Bellato itu duduk berlutut di hadapan mesin RMAU nya, dalam kegelapan malam dan hanya dengan berbekal lampu senter kecil di sakunya ia berusaha memperbaiki unitnya yang hampir hancur dihajar Aizen.

Setan tuh Aizen, udah lama gak duel serius ternyata dia udah jadi sekuat itu, hampir aja gw kehilangan nyawa tadi gara-gara nggak menyangka damage dia bisa segede itu!!!
Lain kali gw juga kudu hati-hati kalo duel lawan dia lagi, gw nggak mau sampe dia harus menyesal karena telah ngebunuh gw akibat kebodohan gw sendiri!!!

LeGra menyenderkan punggungnya yang lelah di kaki unit RMAU nya, dilihatnya ruangan bengkel itu penuh dengan unit-unit MAU yang rusak parah akibat CW tadi, beberapa bahkan hancur total dan ga bisa diperbaiki lagi, hanya bisa diambil beberapa spare part nya saja....

Sejenak rasa sesak memenuhi dada LeGra, sampai kapan keadaan ini akan berlanjut....

Dengan lepasnya aliansi dari Accretia tentunya Bellato akan babak belur dihajar oleh Cora dan Accretia.... Walaupun sekarang Cora menunjukkan tanda-tanda melemah dan sebaliknya Accretia menunjukkan keadaan mendominasi, tetap saja bangsanya lah yang akan jadi sasaran empuk dua bangsa tersebut!

Berapa banyak lagi kekalahan yang bisa ditanggung oleh bangsa ini, ras Bellato udah nyaris punah dari planet Solar ini.

Makin banyak Bellato yang memilih untuk pergi ke planet lain, sementara mereka yang memilih untuk bertahan jumlahnya makin menipis karena berguguran di Chip War.

LeGra menggengam kunci inggris keras-keras di tangan kanannya, seragamnya kotor dan penuh oli, dia merasa nggak berdaya, sebagai Wakil Archon ngga ada yang bisa dilakukannya untuk bangsa ini...

Tiba-tiba aja lamunan LeGra dibuyarkan karena kedatangan seorang Armor Rider lain di dalam ruangan bengkel itu.

Mawar Hitam, seorang AR muda, junior LeGra sekaligus sahabatnya... Satu-satunya sahabat LeGra di Union. Beda dengan Bellato-Bellato lain, LeGra bisa melihat ketulusan Haytam tiap kali ia berbicara dengannya. Selain Aizen, hanya Haytam lah sahabat LeGra!

Haytam kelihatannya terkejut melihat seniornya itu masih ada di bengkel dini hari begini.

“Kk LeGra? Sedang apa malam-malam begini di bengkel?”

“Memperbaiki RMAU gw, tadi gw habis duel sama Aizenvalt dari Accretia!” jawab LeGra sambil tersenyum ramah.

“Bused rusaknya parah banged!!”

“Iya si sotoy itu suka ga kira-kira pake tenaga!!” dengus LeGra sebal.

“Maksud kk?”

“Eh no.... nevermind, lu sendiri ngapain di sini subuh begini?” LeGra dengan gelagapan berusaha mengalihkan topik.

Haytam terlihat berseri-seri saat menjawab “Gue udah ga sabar mau liat hasil upgrade BMAU gw, mulai besok gw udah level 40, udah bisa naek BMAU!”

“Wow congratz!!!” LeGra mengelap tangannya dan memberi selamat pada Haytam.

“Terimakasih kk” Haytam terlihat tersipu-sipu senang “Yah dengan demikian gw pun besok bisa maju ke medan perang! Menemani kk LeGra berjuang bersama!”

LeGra terdiam sesaat seolah membeku saat mendengar jawaban Haytam ....

“Ada yang salah dari ucapan gw kk?” tanya Haytam kebingungan.

LeGra menggelengkan kepala dengan cepat sebelum menjawab “Nggak... cuma kadang gw mikir kenapa kita semua harus bertarung? Apakah kita dilahirkan di planet ini hanya dengan tujuan untuk terus berperang... Nggak adakah tujuan lain buat kita semua?”

Wakil Archon Bellato itu berjalan sampai ke sebuah jendela kaca lebar gak jauh dari posisinya dan Haytam, ia menyandarkan badannya ke bingkai jendela itu sebelum melanjutkan

“Apakah mungkin ada suatu masa.... dimana kita nggak perlu bertarung lagi? A utopian future, a place and time even flowers can bloom on weapons that kills them all...” ujarnya dengan pandangan menerawang ke arah langit malam yang gelap.

“That would be the day” jawab Haytam, “tapi itu... hal yang gak mungkin kayaknya.....”

LeGra tersenyum lemah seolah bisa menduga jawaban Haytam tersebut “Gw rela melakukan apa saja supaya impian gw bisa terkabul, supaya ga ada lagi bangsa kita yang harus mati di medan pertempuran.... Gw bahkan rela mengorbankan nyawa gw!”

Haytam kehabisan kata-kata menyaksikan LeGra menatap keluar jendela dengan pandangan mata sedih seperti itu.

Walaupun Haytam tahu selama ini LeGra selalu menanggung banyak masalah sendirian, tanggung jawab yang berat sudah harus dipikulnya sejak muda, mulai dari ambisi keluarganya, hingga keinginannya membuktikan diri pada semua orang.

Namun tak pernah sekalipun LeGra menunjukkan perasaanya itu sejelas hari ini. Kedua Ar itu hanya berdiri terdiam memandangi jendela hingga matahari subuh perlahan-lahan menyinari mereka...

........................

................

........



Seminggu setelah itu, kejadian itu LeGra sedang bengong di area VC menanti kedatangan Aizen. Mana si kaleng sotoy itu pikir LeGra kesal, dia udah bawain 10 gallon pertamax untuk bayar taruhan CW minggu lalu, ditambah lagi udara panas VC bikin LeGra makin gerah.

Ga tahan nunggu lama-lama akhirnya LeGra memutuskan untuk keliling-keliling VC dulu!

Biar aja kalo Aizen datang dia yang nungguin gw di sini! Emang enak disuruh nunggu di dalam RMAU di udara sepanas ini apa, pokemon tuh kaleng!! pikir LeGra.

Volcano Cauldron hari itu terasa lebih panas dari biasanya, hujan abu yang terus berjatuhan mengotori jendela RMAU LeGra, dinyalakannya wiper untuk membersihkan abu itu.

Baru beberapa menit mengendarai RMAU nya LeGra melihat Haytam bersama-sama dengan temen separtynya sedang hunt Kurr di sana. Wah sekarang dia udah mulai hunt di VC rupanya!

Haytam terlihat semangat sekali hunting dengan BMAU yang minggu lalu ditebusnya dari bengkel. LeGra pun memacu RMAU nya ke arah Haytam dan partynya.

Separty cendol itu tentu aja kaget sebuah RMAU tiba-tiba mendatangi mereka, apalagi dari pintu RMAU itu muncul sosok AR dengan aura bersinar di kepalanya, LeGra!

“Wahhh udah bemo item nih, cieeee!!!” goda LeGra.

“Waaaah ada kk LeGra!!!” Haytam terlihat senang sekali disapa oleh seniornya itu “Tumben jalan-jalan di sini!”

“Iya nih gw lagi nunggu temen, gw utang 10 gallon pertamax super ama dia, tapi ga dateng-dateng tu anak sotoy!” jawab LeGra sebal.

Saat itulah LeGra menyadari para Bellato yang separty sama Haytam memandangi dirinya dengan pandangan kesal. Tanpa diusir LeGra pun undur diri “Ok deh, kalian hati-hati hunt nya. Kalo dirusuh wisp gw aja, gw mau keliling-keliling dulu!” pamitnya cepat sambil memanjat kembali kokpit RMAU nya lalu segera tancap gas.

Haytam buru-buru menyahuti “Ok, ati-ati juga kk!”

“You too!” balas LeGra sambil melambaikan tangan dari jendela RMAU nya.

Haytam terus memandangi RMAU LeGra sampai menghilang di sebuah belokan, saat itulah teman separty nya ada yang tiba-tiba menyindir.

“Jah!!! Pergi sono!!! Warchon-nya aja hasil KKN! Pantes Bellato kalah CW melulu!!!” umpat secendol Shield Miller

“Gila, gaya amat ‘kalo dirusuh wisp ya’, umur ga beda jauh ama kita aja udah belagu baru juga naek RMAU hadiah bokap!” tambah secendol AR lain.

Haytam memandang partynya dengan sebal, “Kalian itu kalo nggak tau apa-apa jangan asal jeplak dong!!!”

“Gak tau apa-apa gimana, jelas-jelas dia itu KKN! Lu ngebelain dia terus kenapa heh?? Mau sok cari muka ya!” bentak teman separty nya yang lain.

“Asal lo tau aja, kk LeGra itu selalu berusaha untuk kasih yang terbaik buat kita semua, kalo kalian ga tau bagaimana kerasnya usaha dia jangan berani ngejudge dia!!!!”

Teman-teman separty Haytam udah siap membalas debat Haytam ketika tiba-tiba secendol Holy Chandra menyadari sesuatu. “Kalengggg!!!!!!” jeritnya panik di chat party.

Semua Bellato itu segera menoleh ke arah yang ditunjuk ama HC tadi, bener juga ga jauh dari mereka sekaleng Striker sedang berdiri celinguk-celinguk sambil garuk-garuk kepala.

Striker itu kayaknya ga menyadari keberadana party Haytam di belakangnya, dari aura dikepalanya kelihatannya kaleng itu tim pembantu Archon!!!

Haytam langsung hendak mengirimkan whisp pada LeGra, namun dilarang oleh temen separtynya!

“Gak perlu bantuan dia, kita buktikan kalo kita yang bukan siapa-siapa ini mampu melawan Warchon Acc seorang diri!!!” ujar secendol Shield Miller sambil menahan Haytam.

“Kalian gila!!?? Dia itu Warchon Accre, separty kita juga cuma lalat buat dia!”

“Trus lu mau ngemis bantuan ke si cupu LeGra??? Sorry ya kalo kita sih ga sudi!” jawab AR lain, “Ayo guys maju!!!!”

Dengan sekali komando seluruh party Haytam segera maju ke arah Striker itu! Haytam sendiri cepat-cepat whisper LeGra yang segera dibalas pula oleh LeGra ’Cepat pergi dia itu bukan lawan kalian! RMAU gw aja dibuat bonyok gitu sama dia, lu cuma setor nyawa kalo ngelawan dia!’

Haytam segera menyusul untuk memperingatkan teman-teman separtynya, tapi terlambat cebol-cebol sotoy itu sudah mengepung Aizenvalt!

“Guys mundur!!!! Dia bukan lawan kalian” Haytam berusaha memperingatkan dari chat party.

Tapi teman-teman Haytam udah ga mempedulikan lagi, mereka malah serempak menyerang Aizen bersamaan!

Tentu saja pertarungan itu ga imbang, Striker level 50 plus aura babu dan set archon ditambah Heroes Roar level 3 pula, lawan separty Bellato level 40 an....

Ga lama teman-teman Haytam pun berjatuhan satu persatu. Dua BMAU lain selain milik Haytam sudah meledak berkeping-keping!

“Tammmm tolooongggg!!!!!!” Jeritan panik dari secendol HC yang mati-matian menghindari serangan launcher Aizen via chat party, mau ga mau membuat Haytam terpaksa turun dan membantu.

Ditabraknya Aizen keras keras, hingga tembakan launchernya meleset dari HC itu.

“Lu gapapa?” tanya Haytam dari chat party, namun bukannya menjawab HC itu malah meninggalkan party dan kabur ninggalin Haytam, demikian pula dengan sisa partynya.

Aizen segera berdiri setelah ditabrak Haytam tadi, damage bemo cupu itu ga ada artinya buat dia.

Ngeliat lawannya tinggal Haytam seorang dan partynya pun kabur ninggalin AR malang itu sendirian, Aizen pun menyimpan launchernya.

“Pergilah, gw di sini bukan untuk rusuh!!”

Namun Haytam menggeretakkan giginya dengan kesal, bukan karena ditinggal partynya, namun karena ucapan Aizen barusan!!

“Gw jadi AR untuk maju bertempur, walaupun ga ada chance menang lawan elo tapi mau ditaruh mana muka gw kalo gw kabur kayak temen-temen gw yang pengecut itu???” balas Haytam dengan muka memerah, “lebih baik gw mati dalam pertarungan dairpada dikasihani!!!”

“Kalo lu memaksa gw akan ladenin” Aizen kembali mengeluarkan launchernya dan segera siege mode.

Haytam sudah tidak ragu lagi, walau harapannya untuk menang nol, AR muda itu segera memacu BMAU nya secepat kilat ke arah Aizen. Lihatlah kk LeGra gw akan berjuang sampai habis!!!!!!!

LeGra baru saja sampe di koordinat yang di wisp Haytam sebelumnya. Dari dalam kokpit RMAU nya ia menyaksikan kedua sahabatnya itu berhadapan!

“NOOOOOOOOOOOOOOOO!!!!!!” jeritnya keras-keras.

Tapi baik Aizenvalt maupun Haytam sudah tidak bisa lagi berhenti, BMAU Haytam melaju dengan kecepatan mengerikan ke arah Aizenvalt, tapi sebelum pisau Goli itu sempat mendekati ujung siege kit Aizenvalt benda itu sudah disambut dengan COMPOUND!!!!

LeGRa hanya bisa menjerit keras-keras saat melihat BMAU junior nya itu dihancurkan oleh Aizenvalt sahabatnya sendiri!!!!

Aizen kelihatannya terkejut menyadari kehadiran LeGra di sana, segera di simpannya siege kit nya, namun belum sempat ia mengatakan apa-apa LeGra sudah menerjangnya terlebih dahulu!

“BRENGSEEEEEEEEEEEEEEEKKKKKKK GW BUNUH LO ZEEENNNNNNNN!!” teriak LeGra penuh kemarahan dan kesedihan sambil meneyerang Aizen dengan RMAU nya.

Aizen pun mati-matian menghindari sabetan-sabetan kalap LeGra itu, “Calm yourself Gra... Gw bukan ke sini niatan ngerusuh ... mereka yang serang gw duluan, gw hanya mempertahankan diri”

LeGra sudah berdiri tepat dihadapan Aizenvalt, Pisau golinya terangkat tinggi siap membelah tubuh kaleng itu jadi dua.... Tapi akhinya ia menurunkan tangan Golinya dengan lemas... LeGra pun turun dari kokpit RMAUnya.

Cebol itu terduduk bersandar di sebuah batu besar sambil menangis deras....

Aizen tidak tahu harus berbuat gimana, ia pun ikut duduk bersila di samping LeGRa, sambil menyilangkan tangannya

“Sorry...” katanya singkat... “Gw nggak tau dia orang yang berarti buat elo”

LeGra menjawab di sela sela isak tangisnya “Gw tau, itu bukan salah elo.... seperti yang lu bilang di CM..... beberapa hari lalu, ini udah takdir....”

“Saat dimana Empire gw dan Union elo memutuskan aliansinya, lu sadar ini pasti terjadi kan... “ ujar Aizen. ”Kita pasti akan saling menghancurkan segala sesuatu yang kita lindungi.... Hari ini gw menghancurkan sesuatu yang berharga buat elu... suatu hari nanti lu akan melakukan sebaliknya...”

Pada saat Aizen mengatakan itu hujan abu makin lebat berjatuhan dari langit diatas VC, bagaikan salju menimbun puing-puing BMAU milik Haytam, menumpuk di kepala Aizen dan Legra... Kedua wakil Archon itu terdiam cukup lama...

“Zen... kenapa kita harus bertarung? Gw sudah lelah sama semua ini Zen!! Kalau gw boleh meminta gw pengen lu bunuh aja gw saat ini juga!!!” LeGra menatap Aizen dengan penuh kesedihan saat mengatakan itu.

Aizen balas menatap LeGra dengan mata kameranya “Berapa kali gw mesti bilang sama elo... Walau nyawa gw taruhannya, gw ga akan bunuh elo!”

Seperti obat penenang, suara kaleng Aizen itu perlahan-lahan mengobati kesedihan LeGra... AR itu nampak lebih tenang sekarang.

Aizenvalt lalu berdiri dan menghampiri puing BMAU Haytam,

“Kenapa?” tanya LeGra

“Radar gw baru saja menangkap sinyal kehidupan, tapi sangat lemah” jawabnya sambil menyingkirkan puing-puing yang tertutup abu.

Dipenuhi harapan LeGra segera bangun dan membantu Aizen menyingkirkan abu dan puing-puing yang menimbun tubuh Haytam.

Benar juga di dalam kokpit yang udah ga berbentuk lagi itu diliadnya Haytam masih hidup walaupun sekarad, mata Haytam terbuka lemah menatap dua sosok di hadapannya.

Senyum lega menghiasi wajah Aizen dan LeGra, tapi tidak butuh waktu lama bagi mereka berdua untuk menyadari sesuatu...

Dengan kondisi tubuh hancur seperti itu, kalaupun Haytam tertolong, cacad di tubuhnya tidak akan bisa dipulihkan... Bahkan ada kemungkinan dia akan lumpuh selamanya....

Aizen meraih dan mengeluarkan Haytam dengan lemah lembut lalu membopongnya.

“Mau lu bawa ke mana dia?” tanya LeGra.

“Gw akan bawa dia ke markas Accretia.... setidaknya dia akan terus hidup walau dalam wujud kaleng, gw akan jaga dia sebaik mungkin untuk menebus kesalahan gw pada elo hari ini.”

LeGra menatap dengan pandangan tidak mengijinkan, namun Warchon Bellato itu tahu, dia tidak akan sanggup melihat Haytam cacad seumur hidupnya.

Dia juga tahu Haytam hanya akan menderita hidup seperti itu, di ras yang sudah sekarat ini seorang penyandang cacat tidak dibutuhkan dan hanya akan dikucilkan.

Perlahan-lahan LeGra pun mengangguk tanda setuju, Aizen mulai menjauh dari LeGra ketika tiba-tiba....

“Zen....”

“Ya?”

“Kenapa... kita selalu mengulang-ulang dosa yang sama setiap hari? Kita membunuh, menghancurkan, berusaha menguasai bangsa lain... kenapa harus begitu?” tanya LeGra.

Aizen terdiam sesaat sebelum menjawab.... “I dont know the answer....”

LeGra tersenyum pahit, “Gw juga.... Tapi gw akan mencoba mencari jawabannya, yang gw inginkan masa depan dimana ketiga bangsa ini ga usah lagi saling bunuh, masa depan yang damai dimana kita ga usah kehilangan lagi orang-orang yang kita sayangi... ”

“Berhentilah bermimpi Gra.... Inilah nasib yang udah ditakdirin untuk 3 ras kita... Kalo lu terus mengejar impian kosong itu, lu ga akan bisa fokus melindungi apa yang lu anggep berharga bagi lu!”

“Gw tau.... Tapi Zen, lu juga tau kan kalo bener seperti kata lu, bahwa ini adalah takdir kita... Suatu hari nanti mungkin akan tiba saatnya dimana kita harus bertarung mempertaruhkan nyawa, untuk melindungi apa yang kita anggap berharga itu....” LeGra berhenti sesaat, hujan abu yang makin deras membuat nafasnya serasa makin sesak “Apa yang akan lu lakukan kalo hari itu tiba, Zen?”

Kaleng itu mendongakkan kepanya, menjatuhkan abu yang menumpuk di sana “Gw paling nggak suka ngulang-ngulang ucapan gw..... Gw ga akan bunuh elo walaupun nyawa gw taruhannya!”

“Walau sekarang lu bilang ngga akan bunuh gw, tapi gw tau.. lu dan gw sama. Karena kita menjalani hidup yang mirip sebagai wakil Archon, sebagai prajurit bagi bangsa kita masing-masing.”

“Lalu, maksud elo?” ujar Aizen singkat tanpa menoleh

“Gw cuma mau bilang, kita saling memahami lebih dari orang lain Zen, demi kejayaan bangsa kita... kita rela ngorbanin apa saja, dan suatu hari nanti, ketika tiba waktunya... Gw rela ngorbanin persahabatan kita, gw tau lu juga bakal berbuat yang sama”

Aizenvalt menoleh belakang menatap ke arah sahabatnya LeGra yang kini terdiam seribu satu bahasa....

“Walaupun sampe planet ini hancur, atau sampe ras gw punah sekalipun... Gw ga akan ngebuang persahabatan kita Gra! Dan gw ga akan ngelupain, the crimson sun that lit your smile when I first meet you....” Setelah mengatakan itu, sekaleng striker itu kembali memalingkan badan dan melanjutkan langkahnya menuju ke markas Accretia, sambil membopong Haytam dengan kedua tangannya.

LeGra hanya bisa memandangi sosok belakang sahabatnya yang perlahan-lahan menghilang ke arah kegelapan. Langit diatas Volcano Cauldron yang kelabu dihiasi warna merah darah dari pung-puing MAU yang terbakar... Hujan abu pun terus berjatuhan dari langit, bagaikan salju menimbun segalanya.....

The End

There I come for you yeah
Ash Like Snow, is falling down from your sky
Ash Like Snow
Let me hear... why I have to fight?

Lyrics for Ash Like Snow from Gundam 00 by The Brilliant Green (Opening #2)

TELENOVUSLA Sidestory II

A Distant Promise



Luthien baru saja mendarat dari boosternya di tepian Pan Crimson, hari ini dia datang sedikit lebih pagi, sehingga belum terlihat Avalon di sana. Langit di Pan Crimson masih gelap sehingga Luthien bisa melihat bintang-bintang bertaburan di sana. Biarlah, pikir Luthien gw juga pingin menikmati udara pantai yang segar kok.

Saat cewek itu menegadahkan kepalanya untuk menghirup nafas dalam-dalam, tiba-tiba ia melihat sesuatu di atas langit... Sebuah bintang jatuh terbakar di atmosfer planet Solar, menjadi percikan cahaya yang berkilau terang, lebih terang dari puluhan bintang lain yang bersinar menerangi langit subuh itu...

Untuk sesaat memory Luthien melayang ke beberapa tahun lalu, dimana ia pernah menyaksikan langit berbintang dengan bintang jatuh yang menghiasinya persis seperti yang dilihatnya saat ini, bersama seorang teman yang sangat berarti baginya....

..................

........

....



Paladinz adalah putra dari keluarga Warrior Summoner Cora yang kuat dan sangat disegani baik oleh kawan maupun lawannya. Ia dibesarkan di sebuah rumah besar yang terletak tak terlalu jauh di pusat markas Cora, sebagai keluarga kepercayaan Archon saat itu, mereka digaji cukup besar sehingga mampu membeli rumah semewah itu.

Kebalikan dengan Paladinz, Luthien adalah anak dari keluarga Grazier miskin yang tinggal tepat di sebelah rumah megah Paladinz. Saat berumur tiga tahun ia menjadi yatim piatu saat kedua orang tuanya terbunuh dalam sebuah kerusuhan di Ether oleh bangsa Accretia.

Keluarga Paladinz pun mengambil Luthien dan membawanya untuk tinggal bersama dengan keluarga mereka. Paladinz yang selalu kesepian sejak kecil karena sering ditingal pergi menjalankan tugas Archon oleh Ayah, Ibu dan kakaknya pun segera menjadi akrab dengan Luthien. Dalam waktu yang sangat singkat mereka sudah seperti saudara sendiri.

Pada usia enam belas tahun, Paladinz dan Luthien sama-sama menjadi anggota Youth Division of The Holly Alliance Army. Sebuah divisi khusus untuk prajurit pemula yang bertujuan untuk mempersiapkan mereka sebelum terjun ke medan perang nantinya.

Paladinz begitu senang dirinya dan Luthien bisa diterima di divisi itu. Malam itu juga Paladinz mengajak Luthien untuk berjalan-jalan ke daratan gelap. Luthien tentunya emoh karena takut bertemu hantu -_-a

Tapi Paladinz terus aja memaksanya, “Ada sesuatu yang mau gue tunjukin ke elo!”

Tidak mampu menolak keinginan dan paksaan Paladinz, Luthien akhirnya menurut aja saat diseret menuju ke portal markas Cora.

Dua anak Coro itu berjalan diam-diam menghindari pengawasan para penjaga di Pos Cora. Mereka menyusup keluar pos saat tidak ada yang memperhatikan dan segera memanjat ke atas Daratan Gelap sebelum akhirnya behenti di sebuah bukit yang landai ga jauh dari area King Tweezer.

Paladinz yang duluan nyampe segera duduk di tepian bukit sambil berteriak keras keras

“Ini adalah tempat istimewa gw selama bertahun-tahun!!” Dia kemudian berbaring di atas karpet rumput diikuti oleh Luthien di sebelahnya.

“Awww cantik sekali pemandangan malam di tempat ini..... Lu kok gak pernah cerita-cerita ke gw sih Pal?” omel cewek itu sambil nonjok lengan Paladinz

“Zzzzzz lu nya kali yang pengecut dah berapa kali gw mau ngajak elu takut mulu, hari ini aja kalo ga diseret pasti ga mau ikut!!!”

“Ehehehehe ~ ~ ~” Luthien tertawa dudul sambil tersipu sipu malu “eh tapi bener pemandangan di sini bagus banged!”

“Yeah... thats why I like this place... Setiap saat gw punya masalah, gw selalu datang ke sini, dan cukup dengan ngeliat bintang-bintang yang bertaburan di langit ini gw segera lupa ama masalah yang gw alamin.”

Tiba-tiba aja Luthien menjerit sambil menunjuk ke arah langit “Ahh Paalll, lihaatt ada bintang jatuh!!!!”

Paladinz tersenyum melihat ulah Luthien yang norak itu

“Yah itu juga salah satu alasan gw suka tempat ini... Setiap kali gw ngeliat bintang jatuh gw selalu memejamkan mata gw, mengucapkan impian gw dalam hati dan berharap agar impian itu dikabulkan oleh Decem.”

“Kasih tau dong... What’s your dream?”

“Impian gw muluk dan agak gila hehehe ga usah gw sebutin deh.... ”

“Halah pelit kasih tau napa sih!” bentak Luthien sambil menjitak kepala Paladinz keras-keras.

“Zzzzzz cewek garong! Sampe tua lu ga bakalan laku!!! “ rutuk Paladinz sambil mengusap kepalanya yang sakit.


Namun ia segera memasang ekspresi ngeri dan menceritakan apa impiannya ketika Luthien memberi syarat akan mendaratkan jitakan babak ke dua kalo Paladinz nggak segera bicara. “Ehmm gini... lu lihat langit yang penuh bintang itu kan?”

“Iya”

“Setiap bintang yang ada di atas sana, semuanya bercahaya terang... Seperti semua keluarga gw.... Suatu hari nanti gw juga ingin seperti mereka, bahkan gw ingin bersinar lebih terang, paling terang diantara mereka semua!!!”

Luthien melongo mendengar impian sahabatnya itu, ia tidak menyangka Paladinz yang biasanya kalem dan cuek ini ternyata menyimpan keinginan sebesar itu “luar biasa...” desisnya penuh kekaguman.

“Nah elo sendiri gimana Luth?” tanya Paladinz tiba-tiba “Apa impian elo?Jadi selirnya Archon mungkin? wkwkwkwkw?”

Tawa Paladinz terhenti ketika sebuah gamparan menghantam wajahnya dengan sukses.

“AMPUNNN MBAKKK!” jeritnya pasrah.

Luthien menggeretakkan tinjunya keras-keras sebelum menjawab, “sayangnya gw nggak punya impian semuluk elu Pal... Abis gw juga bukannya nggak sadar kalo gw ini dudut... Bisa diterima di Youth Division of Holly Alliance Army juga pasti karena pengaruh keluarga elu” wajah Luthien tertunduk kelu ketika mengucapkannya.

“Hey! Kalo elu terus nundukin kepala lo kayak gitu, selamanya juga lu ga bakal mampu melihat hal-hal yang bisa elu raih! Pandanglah ke atas langit, jangan tundukin kepala elo!” ujarnya sambil menepuk pundak Luthien.

Luthien tersenyum tipis, emang Paladinz ini dari dulu selalu optimis dan selalu menyutiknya dengan semangat tiap kali ia membutuhkannya... Cewe itu kemudian mengangguk sebelum menjawab “Gw akan berusaha...”

“So... What do you think, Luth? Apakah suati hari nanti, seperti bintang di langit itu gw juga bisa bersinar?”

“Kalo elu sih pasti bisa, Pal!” jawab Luthien mantap.

Iya... Paladinz mah gak perlu dikhawatirkan, dia berasal dari keluarga bibit unggul kayak gitu, pada usia semuda ini aja dia udah menunjukkan potensinya dengan menempati peringkat tertinggi ujian masuk Youth Army. Sedangkan gw.... mungkin sampai kapanpun gw hanya akan jadi Coro biasa, Grazier biasa, dan tidak pernah terlibat dalam kejadian-kejadian luar biasa apapun seumur hidup gw.

Lamunan Luthien tersebut tiba-tiba dibuyarkan dengan kedatangan beberapa petinggi Cora, termasuk King Archon secara tiba-tiba di dekat mereka. Baik Luthien maupun Paladinz sama-sama terkejut. Mereka berdua udah menyangka bakal dimarahin habis-habisan karena berkeliaran selarut ini sendirian.

Namun tidak diduga King Archon justru berjalan mendekati Paladinz dengan ekspresi wajah yang lembut.

“Nama elo Paladinz kan....” ucapan itu meluncur dengan tenang dari bibir King Archon yang berwarna merah ranum.

“Iya” jawab Paladinz singkat dengan masih memasang ekspresi bingung campur kagum memandang sosok bersinar di hadapannya

“Gw takut... Ada berita buruk untuk elu...” King Archon berhenti sejenak untuk memegang pundak Paladinz sebelum melanjutkan “Seluruh keluarga elu... Baru saja jadi korban di Chip War... Mereka sedang berada di Chip Accretia ketika serangan mendadak dari bangsa Bellato tiba.... Berkat pengorbanan merekalah, kami berhasil menahan laju pasukan Bellato dan memenangkan Chip War malam ini....”

Luthien sangat shock mendengar berita itu, ia segera saja menoleh untuk melihat wajah Paladinz. Wajah yang tadinya nampak bersemangat dan optimis itu kini terlihat begitu pucat seolah tidak menyimpan lagi keinginan untuk hidup....

“Sorry gw tahu lu pasti sedih-” lanjut King Archon yang segera dipotong oleh jeritan murka Paladinz

“BOHONGGGGGGGGGGGGGGGGG!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” mata Paladinz berkaca-kaca seluruh wajahnya merah padam karena marah, setelah berteriak demikian tiba-tiba aja Paladinz berlari sekencang-kecangnya menuju arah Pos Cora.

Luthien hendak menyusul Paladinz ketika ia ditahan oleh sesosok Steeler yang berdiri di samping King Archon. “Jangan, hari sudah mulai larut... Saya antarkan kamu pulang, biarkan King Archon yang bicara dengan temanmu” ujar Steeler itu lembut.

Mukyaaaaaaa~ ~ ~ ~ Cakeph bener ini Steelerrrrrrrrr mana gaya ngomongnya lembut gitu pulaakkkkk, wajah Luthien memerah seketika. Cewe itu nurut-nurut aja ketika diajak berjalan kaki bareng Steeler yang ternyata bernama HeN itu kembali ke Pos Cora dan portal balik ke markas.

Sementara itu Paladinz udah kayak orang kalap, ia terus berlari melewati Pos Cora, langsung ke arah portal menuju Hutan Bayangan. Peringatan penjaga portal tidak dihiraukannya....

Benar juga, baru beberapa puluh meter langkah Paladinz sudah dihadang oleh seekor Mass Sandworm yang ganas. Cora cupu itu tidak ada harapan melawan momon yang levelnya jauh diatasnya itu.

Dalam sekali terjang Paladinz udah goler ke tanah, anak itu hanya menatap dengan pasrah ke arah mulut besar Mass Sandworm yang siap menelannya, ketika seekor Isis emas tiba-tiba saja menyerang Sandworm itu mengalihkan perhatiannya dari makanan empuk di depan matanya.

Paladinz menoleh lemah ke arah datangnya Isis emas itu, tepat di samping Isis itu berdiri dengan gagah Secoro Grazier dengan Armor Archon dan aura berkilau diatas kepalanya. Setelah itu Paladinz pun pingsan gak sadarkan diri...

Paladinz baru tersadar esok harinya, saat membuka mata ia berada di sebuah kamar yang tidak dikenalnya, terbangun diatas tempat tidur yang bukan miliknya.... Anak itu melompat dengan panik ketika tiba-tiba pintu kamar yang bercat putih itu terbuka dan sosok King Archon memasuki kamar tersebut.

“Ngga usah takut” ujarnya “This is my private chamber....”

“Kenapa... gw disini?”

“Lu kemaren nekat masuk ke hutan Bayangan, trus diserang ama Mass Sandworm. Untung gw datang tepat pada waktunya untuk nolong elu” ujar King Archon sambil duduk di samping Paladinz dan mengelus rambut anak itu dengan lembut *OMFG*

Paladinz kembali teringat kejadian semalam, kenyataan bahwa seluruh keluarganya telah meninggalkannya dalam waktu bersamaan sangat mengguncang dirinya, ia kembali menagis terisak-isak. “Gw... setelah ini....harus bagaimana.... dibandingkan kakak-kakak gw, gw adalah yang paling lemah dan ga berguna..... Kemarin saja gw hampir mati di tangan monster itu..... kalo kk Archon gak menolong.... gw..... gw nggak tahu harus gimana setelah mereka pergi!!!!” tangis Paladinz semakin menjadi-jadi.

“Shht jangan menangis” hibur King Archon sambil memeluk anak itu “Kamu adalah prajurit Cora, kamu tidak boleh menunjukkan air matamu!”

“Mungkin... gw sebaiknya quit aja... gw nggak yakin gw mampu.... orang-orang yang biasa mengajari gw, mendidik gw, yang biasa gw jadikan panutan sudah pergi.... Impian gw untuk melebihi mereka... nggak bakalan bisa tercapai!”

“Gw kenal keluarga elo sejak gw belom jadi Archon.... Lu mau denger kata-kata yang sering diucapin bokap elo ke gw setiap kali gw merasa putus asa?” tanya King Archon.

“Apa itu?”

“Each of us is destined to shine in our own time... You just need to believe in yourself! Setiap orang ada masanya sendiri untuk bersinar, kalo hari ini lu gagal selalu ada hari esok buat lu nyoba lagi... Tapi kalo belom apa-apa lu udah pesimis lu ga bakal bisa meraih apa-apa” ujarnya sambil menghapus air mata di pipi Paladinz.

Air mata Paladinz mengalir makin deras mendengar kata-kata itu, King Archon memeluk anak itu makin erat...

“Anak manis.. Jangan menangis.... Suatu hari nanti gw yakin, lu pasti bisa jadi seperti yang elo impikan, tetap semangat dan jangan menyerah!”

Paladinz menangis beberapa saat dalam dekapan King Archon sebelum akhirnya menguasai emosinya dan mampu berbicara dengan tenang... “Makasih kk Archon... gw bersumpah gw akan jadi Prajurit Cora yang kuat dan gw akan mengabdikan hidup gw buat kk!!”

........................

................

............


Setelah hari itu Paladinz dan Luthien pun kembali fokus leveling dan PT ing, serta menjalankan semua quest-quest mereka dengan baik. Dalam waktu beberapa bulan saja kedua anak itu kini telah mencapai level 30, dimana mereka bisa memilih job.

Luthien memilih jadi Summoner, demikian juga Paladinz menjadikan dia seorang Warior Cross Class. Namun bukan masalah itu yang membuat Luthien berlari-lari dengan gusar ke arah Paladinz yang lagi duduk santai di Daratan Gelap

“SWT PAL!!! Apa bener gossip yang gw denger, lu menolak Animus pemberian pemimpin bangsa????” tanya Luthien sambil terengah-engah mengatur nafasnya.

“Yup” jawab Paladinz kalem. “Gw nggak butuh Animus lemah macem gitu”

“Maksud elo Animus lemah?” Luthien masih tak mengerti.

Dalam satu gerakan cepat Paladinz sudah mensummon Animus Isisnya, Isis beroda emas yang bersinar terang, Isis level 50!!!!

“Buset!” jerit Luthien “Darimana lu dapet?” tanyanya dudul

“Zzzzzz beli non! Tinggal narik aja di lelang Haram apa susahnya!”

Ahhh iya, Luthien hampir aja lupa. Paladinz kan anak tajir, duid warisannya pasti masih berlimpah sampai dia bisa membeli animus level 50. Jelas aja dia nggak mau menerima Animus level 15 dari pemimpin bangsa.

“Trus.. ngapain lu merenung di sini Pal? Ada masalah?” tanya Luthien sambil duduk di samping Paladinz.

Cewe itu udah tahu bahwa Paladinz nggak mungkin pergi ke tempat specialnya itu kecuali dia punya masalah.

“Khusus hari ini nggak” jawab Paladinz sambil kembali menatap ke arah langit berbintang “hanya saja... hari ini udah genap 6 bulan sejak waktu itu... Impian gw yang nyaris aja gue buang, masih belum berubah sampai hari ini.... Gw selangkah makin mendekati impian gw Luth, dengan Animus-animus level 50 ini, gw akan bantai semua Accretia dan Bellato yang gw temui!!! Ga akan ada satupun yang gw biarin lolos!” ujarnya mantap.

Luthien melihat kilauan semangat di mata Paladinz yang nggak wajar, berbeda dari 6 bulan yang lalu, dimana mata Paladinz dipenuhi impian dan harapan. Sedangkan yang terpancar di mata Paladinz saat ini adalah ambisi dan dendam...

Semenjak hari itu, Paladinz sangat rajin berpatroli di depan Haram dan Numerus. Dengan Animus-animus level 50 nya ia membantai setiap kaleng dan cebol yang ditemuinya berkeliaran di wilayah itu. Bahkan ia sudah berani ikut-ikut CW, tentunya ia berdiri di belakang warrior-warrior lainnya dan hanya memajukan Animusnya aja ke depan.

Tentu saja Luthien berkali-kali mengomeli kenekatan Paladinz itu,

“Ampunnn Pal, sadar level dong!!!! Lu itu masih 36, masih krupuk!!! Jangan terlalu nekat kenapa!!!”

Tapi Paladinz yang udah merasa sangat PD dengan animus-animus level 50 nya tidak pernah mempedulikan peringatan Luthien.

“Gw punya animus buat jaga diri! Ini adalah cara gw ngewujudin impian gw Luth!!! Semakin banyak bangsa lain yang gw bunuh semakin gw akan dikenal sebagai Cora yang kuat!!!“

Begitu selalu jawab Paladinz tiap kali mereka berdebat, malah Paladinz memaksa membelikan Luthien Animus level 50 juga supaya dia lebih berani keluar ke wilayah netral.

“Mau sampe kapan lu autis ama King Tweezer di markas Luth? Level lu udah 36 udah saatnya hunt di luar!”

“Gw nggak PD Pal, kalo lihat kaleng salah-salah gw malah lari ke arah kalengnya!”

“Makanya hari ini gw seret elo ke Haram, lu bilang aja mau animus yang mana. Mau 4 juga gw beliin!” balas Paladinz sewot

“Gw nggak mau kalo elu beliin!!!! Gw maunya nabung beli pake usaha sendiri!”

“Sampe kapan juga lu ga bakal bisa beli kalo cuma farm di markas!!!!”

Namun belum sempat Luthien membalas, tiba-tiba aja dua Coro itu udah dikejutkan dengan keributan di luar Istana Haram. Dari platform lelang mereka bisa melihat ratusan kaleng Accretia sedang membantai Cora level ucup yang sedang berburu di pinggiran Bukit Chilly.

“Accretian raid!!!!! Semua Cora dengan level dibawah 40 segera kembali ke Haram!!!” Suara King Archon terdengar bergema keras di chat Race.

Namun Paladinz justru menyiapkan buff nya dan bersiap keluar dari dinding Haram.

“SWT!!! Lu gak denger kata King Arcon barusan???? Lu mau setor nyawa???” Luthien segera menarik lengan Paladinz, mencoba mencegah agar temannya itu agar nggak keluar.

“BERISIK!!!!” bentak Paladinz “Gw punya impian Luth, gw ingin dikenal sebagai Cora yang kuat, bukan jadi pengecut kayak elu!!!! Dan gw nggak takut ngewujudin impian gw walau nyawa taruhannya!!!!”

Luthien terlihat sangat kaget dibentak seperti itu oleh Paladinz, namun pemuda itu udah nggak mempedulikannya. Ia segera berlari keluar pintu haram dan bergabung dengan tim repel.

Bukit Chilly sudah berubah jadi medan perang, suara pedang yang beradu dan desingan peluru terdengar dari segala penjuru. King Archon bersama beberapa petinggi Cora tampak berada di barisan terdepan, mengkomando pasukannya untuk mendorong prajurit Accretia balik ke arah portal Crag Mine.

Paladinz bergantian memainkan Isis dan Hecate nya, dia menggunakan kedua Animus itu untuk menyerang para Accre yang levelnya jauh diatas dirinya itu dari jarak aman. Beberapa kali Paladinz berhasil mendapatkan last hit, pemuda ini pun tersenyum puas melihat point CPt nya bertambah terus.

Tak lama ia pun merasa over confident dan pelan-pelan terpisah dari pasukan Cora level tinggi yang terus mendorong pasukan Accre ke arah portal CM.

Dengan penuh percaya diri ia menyusuri Bukit Chilly sendirian, benar juga dugaannya ada beberapa Accretia yang masih tersisa di sana. Digunakannya Animus nya untuk memanen CPt para Accre malang itu seorang diri.

Hahahaha, emang kill sendiri rasanya lebih lega dibandingkan cuma hoki LH. Pikir Paladinz sambil tersenyum puas.

Paladinz melanjutkan patrolinya ketika dilihatnya sekaleng striker Accretia sedang berdiri membelakangi dirinya, Tapi ada yang berbeda pada Striker ini... diatas kepalanya terdapat aura yang bersinar, aura Wakil Archon!!!!!

Terbayang kebanggan dan point CPt yang akan didapatnya bila ia berhasil menghabisi petinggi Accre ini, ia akan dikenal oleh seluruh Cora sebagai pembantai Warchon Accretia!!!! Tanpa memikirkan resikonya Paladinz segera memerintahkan Isis emasnya untuk menyerang!!!!

Diluar dugaan Paladinz, striker itu mampu menghindari sabetan Isis emasnya dengan sukses, bahkan mengarahkan launchernya tepat ke arah gold Isisnya. Dalam sekali serangan Compound Striker itu sudah menghabisi setengah HP Isis milik Paladinz!!!

Paladinz sendiri beruntung ia mengambil jarak terjauh dari animusnya sehingga nggak terkena serangan area itu, kalau terkena tadi ia pasti udah mampus sekarang! Dengan kesal Paladinz terus memerintahkan Isisnya untuk menghajar kaleng itu, namun dengan tenang striker itu menerima serangan-serangan Isis tersebut sambil menggunakan launchernya untuk menghajar Isis emas itu!!!

Perbandingan damage yang mencolok pun terlihat, Isis milik Paladinz walaupun level 50 tidak bisa terlalu banyak melukai sekaleng striker di hadapannya. Sementara striker itu dalam sekejap sudah menipiskan HP si Isis! Paladinz mau nggak mau menyimpan Isisnya sebelom dibikin goler ama Striker itu!

Dengan tidak adanya Isis yang mengganggu, kini sekaleng striker itu mengincar Summonernya, yaitu Paladinz!!! Dengan cepat pemuda itu berganti senjata injurer untuk mengambil jarak jauh-jauh dari Striker itu sebelum delay summon nya habis, dia masih punya Hecate level 50!

Namun striker itu rupanya tidak kalah cepat, ia juga segera berganti armor ranger dan mengejar Paladinz sambil menembakkan panah dari SI BGB nya!!! Berkali-kali panah itu hampir mengenai Paladinz kalau saja Coro itu nggak berlari secepat kilat.

Saat itulah delay summon Paladinz habis, dengan segera ia mensummon Hecatenya dan memerintahkannya untuk menyerang kaleng yang mengejarnya itu!

“Makan tuh stun!!!” teriak Paladinz puas melihat pengejarnya kini kewalahan mengatasi stun-stun dari Hecatenya.

Namun belom sempat HP striker itu turun setengah, ia sudah siege mode dan DOOMBLAST!!!!!!!!!!!!!

Tanpa ampun dihancurkannya Animus milik Paladinz, sampe pemuda itu melongo. HP dan Def Hecate yang cukup tebel itu nggak mampu mengatasi damage mengerikan dari striker yang dilawannya itu.

Gak pake nunggu lama, Paladinz segera ambil langkah 1000 untuk kembali ke jarak lindungan tower Haram!! Namun striker itu lebih cepat, ia segera mencopot siege mode nya dan kembali mengejar Paladinz.

Tower Istana Haram masih belum terlihat ketika Paladinz merasakan sebuah anak panah menembus kaki kirinya dengan telak!!!

“UWAAAAAGGGHH!!!” jeritnya kesakitan.

Pemuda itu pun terjatuh di atas tanah Bukit Chilly dan segera mensumon Inanna nya untuk menyembuhkan diri, namun belum sempat Inanna itu berbuat apa-apa serangan Dread Fire telah menyambar tubuh animus malang itu dan menghancurkannya!!!

Hanya sekitar 3 meter di belakangnya Striker itu kini sudah berada begitu dekat dengan Paladinz dan mengarahkan moncong launchernya ke arah Paladinz. Saat itulah Paladinz melihat name tag Striker tersebut dan menyadari siapa Striker di hadapannya ini.

Yang sejak tadi dilawannya ternyata adalah Striker Legendaris Accretia! Perusuh nomer satu di Sette, kaleng pembunuh Coro dengan CPt tertinggi di seluruh Empire, Aizenvalt!!!

Hanjredddd, pikir Paladinz.... Dari tadi yg gw lawan dia toh.... Pantes alot bener!!!!

Setan!!!! Ah ya sudahlah... setidaknya gw mati di tangan striker legendaris pikir Paladinz pasrah.

Saat Aizenvalt sudah mencapai jarak serang dengan Paladinz, pemuda itu pun menantangnya untuk segera membereskan dirinya.

“Ayo kill me, gw ga takut mati, toh gw akan mati sebagai pahlawan!!”

Aizen memandangi coro menyedihkan yang tergolek di depan matanya itu, mata kameranya bergerak sebelum ia berkata “Setelah dipikir-pikir ammo launcher gw ini barang mahal, kebagusan kalo cuma buat bunuh pecundang macam elo!!!”

Setelah mengatakan itu Aizen malah ngeloyor pergi....

Tentu aja Paladinz berteriak-teriak marah diperlakukan kayak gitu

“WOYYY APA MAKSUD ELU NGATAIN GW PECUNDANG???!!! KILL ME KALENG BANGSAD!!!!”

“Gw kill elu, cuma ngotorin armor gw dengan darah sampah elo!” jawab Aizenvalt tanpa menoleh

“MAU GW PECUNDANG LAH, SAMPAH LAH, APA SIH PEDULI ELO!!! KILL AJA GW CEPET!!!”

“Kalo gw nge kill elo nama baik gw bisa rusak!!! Reputasi gw bisa tercoreng!!! Sampah cupu gak berskill kayak elo, hanya sembunyi dibalik animus sudah ngerasa jadi pahlawan pula!!!”

“Apa peduli elo!!???? Toh gw bisa kill kaleng dan cebol sebanyak mungkin itu bukti kalo gw kuat!!!”

Aizenvalt menghentikan langkahnya dan memandang Paladinz dengan kasihan....

“Hanya karena bisa kill banyak kaleng dan cebol elu udah merasa diri lu kuat??? HAHAHAHAHA!!” kaleng itu tertawa terbahak-bahak dengan suara yang menyeramkan

“Lu itu Warrior Summoner, mainin itu skill dekat elo, de-buff elo!!! Bisanya cuma nyuruh animusnya maju sementara lu nya sendiri ngumpet kek pengecut, masa gw yang kaleng ini lebih tau cara maenin job elu daripada elu sendiri!!!???? LU YANG KAYAK GITU UDAH NGERASA KUAT??????”

Paladinz tidak bisa membalas ucapan Aizenvalt itu, lidahnya kelu... Jauh dalam lubuk hati kecilnya dia menyadari.... Menyadari kebenaran menyakitkan yang tersimpan di balik setiap kalimat kaleng itu.

Ia menjatuhkan kepalanya dengan lemas di tanah Bukit Chilly sambil melihat keatas langit... Langit senja haram yang ditaburi oleh bintang, saat itulah ia teringat kembali dengan ucapannya.........“Suatu hari nanti gw juga ingin seperti mereka, bahkan gw ingin bersinar lebih terang, paling terang diantara mereka semua!”

Gw.... apa yang udah gw lakukan... gw tidak akan menjadi apapun kalo gw terus menipu diri seperti ini... Selama ini gw bukan mengejar mimpi gw, malah semakin jauh dari impian gw!!!! Luthien sudah berusaha memberitahu gw, tapi gw terlalu sombong untuk mendengarnya...

Aizen udah berjalan menjauh ketika Paladinz tiba-tiba berteriak keras-keras,

“WOOOOOOOOOYYYY KALENG!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

Aizen menghentikan langkahnya tanpa berpaling,

“Nama lo Aizenvalt kan!!!!! Inget inget ini, nama gw Paladinz!!! Suatu hari nanti gw akan jadi Warrior Summoner yang kuat!!!!! Lalu akan gw habisin badan kaleng elo itu!!!! lu akan nyesel udah biarin gw idup!!!!”

“Gw tunggu hari itu tiba, cora cupu!! Saat itu dengan bangga gw akan ambil nyawa elo!!!” jawab Aizen sambil meneruskan langkahnya.

Paladin memejamkan mata dan mati-matian menahan dirinya agar tidak menangis terisak-isak... Ia telah mendapatkan tamparan terkeras dalam hidupnya hari ini... dan itu didapatkannya justru dari sekaleng Accretia, bangsa yg dibencinya ½ mampus!!!

Perlahan-lahan ia membuka matanya lagi, saat itulah ia melihat diatas langit yang semakin menggelap, ribuan bintang bersinar begitu terang. Persis seperti pemandangan yang dilihatnya di Daratan Gelap....

My dreams are endless and crazy.... Incredibly bright, like that star!!!

Suatu hari nanti pasti.... Walau seberat apapun gw akan berusaha, untuk menjadi kuat dalam arti yang sesungguhnya!!!!

Tidak lama kemudian Paladinz ditemukan oleh tim repel dan segera di bawa ke Istana Haram, disana ia segera digamparin oleh Luthien yg cemas ½ mati

“GOBLOKKKKKKKKKK!!!!!!!! SOTOYYYYYYYYY!!! SOK KUAT LUHHH” bentak Luthien sampe semua Coro di Haram ngeri ngedengernya.

Paladinz cuma tersenyum lemah sambil menjawab “Iya gw emang goblok selama ini...”

Luthien kaget ngeliat respon Paladinz itu “Tumben lu diem aja gak ngebantah...”

“Iya karena barusan ada seseorang...Well mungkin dia bukan orang, tapi dia udah nyadarin gw arti kekuatan yang sesungguhnya itu apa.... Dia ngingetin gw ke impian gw yang sesungguhnya.... Yang gw lakuin selama ini hanyalah membohongi diri gw sendiri... gw masih jauh dari kuat Luth, gw masih harus banyak berlatih lagi...”

Luthien gak bisa nahan air matanya saat mendengar jawaban itu, ia segera memeluk Paladinz erat-erat “Gw ga butuh lu jadi kuat!!! Lu adalah temen gw sodara gw satu-satu nya sejak kita kecil, yang gw butuh cuma elu ada d sisi gw!!!”

Dengan lembut Paladinz balas mengelus punggung Luthien “Thanks Luth, tapi agar gw bisa selalu ada di sisi elu gw harus kuat! Gw nggak boleh jadi coro lemah yang gampang mati! Supaya lu gak perlu kehilangan gw selamanya!!”

Air mata Luthien semakin deras mengalir kayak kran bocor...

“Woyy kok tambah bocor???” tanya Paladinz setengah ketawa.

Luthien menghapus air matanya dan mati-matian berkata disela-sela tangisnya “Promise me Pal, lu ga akan ngelakuin hal bodoh kayak tadi!!”

“I promise, sis! Gw juga janji, gw ga akan biarin hal buruk terjadi pada elo, gw akan mencapai impian gw dan akan gw gunakan kekuatan gw untuk ngelindungi elu!”

Sambil berkata demikian Paladinz menunjukkan jari kelingkingnya pada Luthien. Luthien balas memberikan jari kelingkingnya. Mereka pun saling menautkan jari kelingking... meresmikan janji masa kecil mereka itu....

...............


........


....


Suara raungan mesin MAU membuyarkan Luthien dari lamunannya, nggak jauh di dekatnya ia melihat Avalon sedang memarkirkan mesin coklat itu dan meloncat turun dari kokpitnya.....


“Sorry Luth, dah lama nunggu ya?”

“Oh ga kok baru aja dateng...” jawab Luthien sambil tersenyum

“Barusan lu ngelamun?”

“Gak... cuma gw teringat sebuah janji yang pernah gw buat sama Pal dulu sekali ketika kita masih kecil”

“Oh ...” Avalon mengangkat sebelah alis matanya, penasaran “Janji apa?”

“R A H A S I A!” jawab Luthien dengan suara nakal.

“Azzzz sok misterius lu!!!!”

“Heheh biarin!” ujar Luthien sambil menjulurkan lidah.... Cewek itu kemudian tersenyum lembut lalu berkata “Yang jelas... sampai saat akhirnya dia menepati janji itu... “ Luthien berhenti sesaat kemudian sambil memandang lurus ke atas langit dia melanjutkan

“Dulu sekali dia pernah bilang sama gw ... Setiap bintang yang ada di atas sana, semuanya bercahaya terang... Suatu hari nanti gw juga ingin seperti mereka, bahkan gw ingin bersinar lebih terang, paling terang diantara mereka semua!!! Sayangnya gw tidak pernah sempat memberitahu dia.... bagi gw dia adalah bintang yang bersinar paling terang di langit, karena dia temen gw yang gak akan pernah tergantikan... “ Mata Luthien mulai berkaca-kaca.

Avalon menggengam jemari Luthien lembut “ Luth...”

“Ya?” Luthien menoleh perlahan ke arah Avalon.

“Senyum dong...”

Mendengar hal itu air mata pun tak terbendung lagi menetes di kedua belah pipi Luthien, Avalon menepuk punggung Luthien lembut.

“Ayo” ajaknya

Luthien mengusap air mata dengan punggung tangannya, merekapun bergandengan tangan menyusuri Pan Crimson menuju ke gua tempat nisan Paladinz berada.


The End


When I look up at the sky
The stars, see, are sparkling
Each giving off its own light
Like the people on this planet
Yeah, so I, too
Want to shine particularly bright
I close my eyes and make a vow in my heart
And entrust my dreams to that shooting star

Lyrics for Nagareboshi ~Shooting Star~ from Naruto: Shippuuden by Home Made Kazoku (Ending #1)

TELENOVUSLA Sidestory I

A Fated Encounter



Behind of Character
Aizenvalt and 666prince


Ini adalah kisah yang terjadi dulu sekali di Accretia Empire, saat kerajaan itu masih ally dengan Bellato di awal-awal kependudukan Planet Solar, saat dimana Prince masih belum menjadi seorang Archon. Dan saat dimana nama Aizenvalt dikenal sebagai striker legenda...

Nama Aizenvalt selalu menghiasi daftar ranking bangsa halaman pertama, penyebabnya? Tentu saja karena dia keseringan rusuh dan jago rusuh! Udah nggak kehitung berapa bemo item yang diledukin sama dia, belom lagi para Grazier dan pet-pet nya yang jadi korban serangan Compound Aizen!

Berkali-kali namanya masuk secara otomatis dalam percalonan Archon bangsa Accretia, namun Aizenvalt selalu menolak!

“Ngapain susah susah! Hidup ini buat bersenang-senang, nyusahin aja jadi Archon!” Begitu selalu tolaknya saat Archon Accretia saat itu XROBOX memintanya mempertimbangkan ulang keputusan menolak jabatan sebagai tim Archon.

Begitulah, walaupun dikenal sebagai striker yang kuat dan ditakuti oleh bangsa lawan, Aizenvalt tidak pernah mau peduli urusan bangsanya, ia adalah kaleng yang haus akan kekuatan, satu-satunya hal yang dilakukannya bareng-bareng dengan teman sebangsanya adalah war, ngerepel, dan ngerusuh bersama! Tujuannya tentu saja menunjukkan dirinya striker terkuat dan mencari CPt sebanyak mungkin!!!

Karena sikapnya itulah ia banyak dibenci oleh Accretia-Accretia lain!

“Itu dia si sombong!”

“Gayanya, mentang-mentang CPt nya paling tinggi sebangsa jadinya egois!!!”

Cibiran-cibiran semacam itu selalu mengiringi tiap langkah Aizen saat ia berada di 213 atau di Markas Accretia. Tapi ia nggak pernah ambil pusing saat mendengarnya....

Sedangkan Prince adalah pendiri dan pemimpin dari Guild mercenary army Revoltech! Di hadapan anak buahnya ia dikenal sebagai kaleng yang sangat berwibawa dan memiliki kharisma luar biasa. Walaupun Armor Mercenary nya sering membuatnya nampak culun, namun kemampuannya menyusun strategi dan keberaniannya maju ke garis depan membuat dirinya dan guildnya makin dikenal oleh rakyat Accretia Empire sebagai pasukan yang tak terkalahkan!

Banyak rakyat Accretia Empire yang mulai menyadari bakat dan kemampuan Mercenary muda ini, beberapa kaleng bahkan telah mengabdikan dirinya kepada Prince walaupun saat ini ia hanya berstatus sebagai ketua guild saja. Mereka yakin suatu hari nanti Mercenary ini akan menjadi pemimpin bangsa Accretia yang akan membawa Accretia ke masa jayanya!!!

Kebalikan dengan Aizen, Prince selalu menomor satukan kepentingan Empire diatas segalanya! Prince rela mengorbankan apa saja demi mencapai impiannya, Accretia Empire menjadi bangsa yang berjaya lepas dari bayang-bayang jajahan Cora. Prince selalu meyakini bahwa suatu hari nanti hal itu akan terjadi!

Tanpa kenal lelah, ia selalu membesarkan hati para kaleng Empire yang kadang kala terpuruk karena mengalami kekalahan demi kekalahan dari Cora!

“Segala sesuatunya ada masanya, bro!” hibur Prince selalu pada tiap kaleng yang berkeluh kesah.

Prince selalu membesarkan hati mereka dengan senyuman ramahnya, ia tahu satu-satunya hal yang akan membuat para kaleng ini bertahan dalam keadaan yang susah itu adalah komunitas yang menyenangkan!

Hal itulah yang selalu berusaha dibangun olehnya, baginya menjalin komunitas dengan sesama kaleng jauh lebih penting daripada point CPt atau hal-hal lain. Itulah yang membuat Prince sangat disayangi oleh setiap pengikutnya!

Pertemuan bersejarah antara kedua kaleng legenda yang bertolak belakang sifatnya itu akan segera terjadi, dan tidak akan pernah dilupakan oleh semua yang menyaksikannya....

Sore itu di lembah Crater, Aizenvalt dengan SI ML +4 nya sedang patroli mencari Vice Block Lunker. Di markas tadi dia sudah scan, PB itu ada di sekitar sini harusnya...

Dengat fungsi Zoom +5 melalui mata kameranya, diamatinya area Lembah Crater dengan seksama berusaha tidak melewatkan satu monsterpun....

Benar juga, agak jauh dari tempatnya berdiri saat ini ia melihat Pit Boss itu lagi keliling-keliling dengan santai bareng anak-anaknya. Aizen menyalakan boosternya dengan kekuatan maksimal ia segera melaju ke arah PB, siap untuk menghajar PB itu beserta anak-anaknya sekalian!!!

Walaupun banyak kaleng yang bilang susah hajar PB sendirian Aizen nggak peduli, justru disitulah tantangannya!!! Mata kamera kaleng itu pun berbinar penuh semangat.

“Apalah artinya gw dijulukin Striker legenda kalo gak bisa solo PB seorang diri? Nyahahahaha!!!” begitu pikir Aizenvalt ketika ia menghentikan boosternya di depan Vice Block Lunker yang menatapnya dengan bengong.

“Diem di sana ya!” ujar Aizen pada Vice Block Lunker itu sambil menyiapkan siege kitnya, bagaikan fotografer yang menyuruh modelnya supaya nggak gerak sebelum dipotret.

Dalam hitungan detik Aizen udah menghajar PB itu dengan serangan-serangan panas dari siege kitnya! FIX!!! COMPOUND!!! DOOMBLAST!!! ditembakkannya bergantian ke arah si PB dan anak-anaknya.

Dihajar demikian gerombolan monster itu tentu saja gak terima, mereka balas menyerang ke arah Striker itu dan siege kitnya. Gigitan, cakaran dan tendangan bertubi-tubi menghantam siege kit Aizen. Membuat benda itu makin menipis HP nya!

Demikian pula dengan HP striker itu, stock pot HP Aizen kadang-kadang hampir tidak menutup damage yang diterimanya. Berkali-kali HP striker itu terlihat nyaris kosong!!! Apalagi HP Pit Boss itu masih tersisa cukup banyak!

Tapi Striker itu sama sekali nggak takut! Mata kameranya memancarkan aura membunuh, seolah ia merasa lebih hidup saat berada di ambang maut seperti itu!!!

Namun tiba-tiba saja kenikmatan Aizen itu terganggu saat sekaleng Mercenary ber name-tag VastroLorde menggunakan skill Cry dan menarik PB itu beserta anak-anaknya ke arahnya!

“WOYYY POKEMON LO!!!” maki Aizen dari balik Siege kitnya.

Namun VastroLorde nggak mempedulikan caci maki Aizen, ia malah memanggil partnernya sekaleng Striker dengan nick NoiNoi yang langsung aja siege mode dan langsung menghajar PB itu.

“@!$#%$^&*^%&$#!!!!” Aizen masih terus memaki-maki tapi ia tidak berhenti menyerang PB itu.

Setelah beberapa saat akhirnya PB itu goler juga, menjatuhkan beberapa item ke atas tanah. Vastro yang berada lebih dekat berusaha mencomot item-item itu namun ga bisa, selain karena Aizenvalt yang first hit, damage Aizen juga lebih besar..

Buru-buru Aizen mengangkat siege kit nya dan segera memungut semua dropan PB tersebut sebelum Vastro dan NoiNoi bisa mengambilnya.

“Heh setan lo!!!!” Vastro balas memaki saat Aizen selesai mengambil semua dropan PB tersebut.

Namun Aizen hanya memandang gak peduli ke arah dua kaleng itu kemudian melanjutkan memeriksa inventory nya untuk ngecek hasil dropan PB tadi.

Hmm...... Cincin serangan 5%, def 8% bahh $#%^#$% sampah semua!!!!!

Setelah itu Aizen segera menutup kembali Inventorynya dan segera berpaling untuk pergi.

“WOYYY SETANNNNN DENGERIN KALO ADA KALENG YANG BICARA!!!!” Vastro yang udah emosi menghadang langkah Aizen.

“BAGI DROPANNYA WOY!!! KITA KAN UDAH BANTU LU TB DAN HIT!!!” tambah NoiNoi emosi.

“Ga ada yang minta elu TB dan hit!!” jawab Aizen ketus.

“Heh, gw kasih tau ya gw udah ngincer itu PB dari kapanhari, GW GAK TRIMA LU REBUT KAYAK GINI!!!!!” sambil berkata demikian Vastro menengak sebotol Chaos Pot dan segera menerjang ke arah Aizenvalt.

Dengan tenang Striker itu menghindari Pressure Bomb dari Vastro, bahkan ia melakukan itu sambil menengak segelas Chaos pot pula! Saat Vastro sedang berusaha berdiri setelah melancarkan Pressure Bomb tadi, Aizen segera siege mode dan menyambar tubuh Mercenary level 48 itu dengan DOOMBLAST!!!

Sungguh malang bagi Vastro saat itu FF dia lagi jelek, serangan Aizen tidak terblokir oleh perisainya dan segera saja mengoyak Armor Mercenary itu hingga ia goler di tanah!

Asap dan percikan api terlihat di sekujur tubuh Mercenary krupuk yang malang itu. NoiNoi yang berdiri di samping Vastro hanya bisa melihat kejadian itu dengan mata kameranya, gak mampu berbuat apa-apa untuk menolongnya!

Menyadari kebengongan NoiNoi, Aizen hanya tersenyum sinis dengan rahang kalengnya dan segera mengarahkan moncong siege kit nya ke arah NoiNoi siap untuk menghabisi kaleng itu dengan serangan Compound!

Saat itu lah sebuah SI FL + 4 tiba-tiba membabat siege kit milik Aizenvalt! Benda malang yang udah nyaris hancur sejak dianiaya oleh Vice Block Lunker tadi itu pun gak bisa menahan lebih banyak damage lagi dan segera hancur. Buru-buru Aizen mencopot siege kit nya itu sebelum meledak dan melukai dirinya.

Sekaleng Assaulter ber name tag DaveLic dengan armor level 47 kini sudah berdiri diantara dirinya dan NoiNoi.

“Ada apa ini bro?” tanya Dave kalem sambil menyarungkan SI FL nya “kalo ada masalah kan bisa dibicarakan, kita di sini berusaha membangun komunitas Accretia yang menyenangkan!”

Dave nggak sendiri, ia ditemani beberapa kaleng teman se guildnya, guild Revoltech!

“Cih! Guild badut Revoltech rupanya! Gw udah eneg dengan slogan komunitas gombal kalian!!!“ jawab Aizen tidak ramah.

Sekaleng Mercenary guild Revoltech dengan nick Sharyn udah hampir maju menerjang Aizen yang telah mengucapkan hinaan itu, kalo aja Dave nggak menahannya

“Calm your self!” ujar Dave tegas.

“Bro, lu gak tau siapa dia sih! Dia ini Aizenvalt, trouble maker nomer satu se Accretia, selalu bertindak seenaknya, saat CW nggak pernah mau ngikutin command!!!” balas Sharyn emosi.

“Iya betul, dia ini emang mentang-mentang kuat jadi ngerendahin guild kita, hajar aja dia rame-rame!” tambah sekaleng Punisher, dengan nick TerlahirSuci

Melihat kondisi yang berbalik itu, NoiNoi nggak menyia-nyiakan kesempatan, ia segera maju dan mencari perlindungan pada DaveLic.

“Bener banged itu bro, gw ama party gw udah lebih dulu hit PB, dia dateng maen sampah dan gak mau bagi dropan!!! Kita ingetin baek-baek temen gw malah di chaos!!” ujarnya sambil menunjuk ke arah Vastro yang terkapar tak berdaya.

“Apa bener lo ngechaos dia?” tanya Dave kepada Aizen

“So? Emang dia brengsek kok!” jawab Aizen tanpa rasa bersalah.

“Tuh kan benar dia emang trouble maker!!!” ujar NoiNoi mengompori Dave dan kaleng-kaleng guild Revoltech.

“Hajar saja!!!” Sharyn yang sedari tadi panas kini menengak Chaos Pot, diikuti oleh teman-teman seguildnya yang lain!

Ngeliat dirinya terpojok gitu Aizen bukannya cemas, mata kameranya menyala makin terang, jemarinya bergetar penuh semangat saat mengarahkan SI ML nya ke arah kaleng-kaleng itu,

“Ayo maju sini semuanya sekaligus!”

Namun DaveLic segera merentangkan tangannya dan mencegah teman-teman seguildnya maju.

“Apa Prince pernah ngajarin kalian untuk mengeroyok teman sebangsa seperti itu?” tanyanya kalem pada mereka, yang dijawab hanya dengan tundukan kepala para kaleng itu. Setelah itu ia mencabut kembali SI FL nya dan maju berhadapan dengan Aizen...

“Biar gw saja yang ngelawan elo, kalo gw menang lo segera pergi dan jangan ganggu kaleng-kaleng ini lagi!”

“Whatever” jawab Aizen santai sambil mengulang buff nya tanpa mengalihkan ujung moncong launchernya dari arah Dave....

Begitu Aizen selesai merefresh buff nya, tanpa buang waktu Dave segera menyerang Aizen, “PRESSURE BOMB!!!!”

Dia tahu saat ini DOOMBLAST Aizen sedang delay, kalau ia menunda pertarungan ini lebih lama lagi, dirinya nggak akan punya chance bertahan dari damage DOOMBLAST tersebut!

Serangan dari jarak sedekat itu nyaris ga bisa dihindari oleh Aizen, Striker itu terpaksa menggunakan SI ML nya untuk menahan tebasan SI FL milik Dave!

TRANGGGGGGGG!!!!

Kedua senjata itu beradu dengan kerasnya menimbulkan percikan api yang menyilaukan, Aizen terdorong beberapa langkah kebelakang karena impact Pressure Bomb itu! Jari-jari kalengnya kini terasa kesemutan.

Kuat!!! Pikir Aizen dalam prosesornya.

Namun Striker itu sama sekali tidak menunjukan kekhawatiran di mata kameranya. Hanya terpancar semangat berapi-api dan nafsu membara untuk menghajar lawan kuat yang ada di depan matanya ini!

Dave segera mengatur kembali posisinya dan menerjang Aizen lagi, kali ini dengan skill expert Death Hack!!!

Serangan ini telak mengenai armor launcher milik Aizen, striker itu kembali terpental kebelakang karenanya. Namun kali ini delay doomblastnya sudah habis! Aizen segera menyiapkan siege kit nya yang kedua dan melancarkan serangan maut itu pada Dave!

Melihat lawannya udah pasang siege mode Dave cepat-cepat menyimpan SI FL nya dan meng equip tamengnya, tepat pada saat itu pula Aizen menekan tombol pada siege kitnya!!!!

DOOMBLASTTTTTT!!!!!!!!!!!!!!!

Chance block Assaulter yang pas-pas an itu tidak menyelamatkan Dave dari serangan maut Aizen. Serangan Doomblast telak menghantam dirinya, namun ia tertolong berkat tameng solid + 4 nya dan armor int rata +4 favor yang dikenakannya. HP nya masih tersisa cukup bagi Dave untuk segera recover dengan potion.

Para kaleng Revoltech lain dan NoiNoi udah mulai kasak kusuk, Dave yang terhebat kedua di guild mereka setelah Prince aja nampak kewalahan menghadapi Aizenvalt. Mereka memang sering mendengar reputasi striker satu ini, namun tidak menyangka bahwa Aizenvalt memang seperti yang didesas desuskan, kuat berbahaya dan tidak kenal ampun!

Dave segera berganti senjata ke SI FL lagi, namun jarak antara dia dan Aizen cukup jauh sekarang akibat dirinya terpental oleh serangan Doomblast. Keadaan ini tentu menguntungkan bagi Aizen yang striker itu!

Aizenvalt tidak menyia-nyiakan keadaan itu, di arahkannya serangan launcher nya ke kaki kiri Dave, sehingga Assaulter itu terjatuh dan tidak bisa lagi mencapai dirinya! Ia siap menghajar Assaulter yang kini terjatuh tanpa defense itu dengan Compund!

Dave menatap ke arah siege kit Aizen yang mulai bercahaya, dan siap melancarkan serangan Compund itu dengan tatapan pasrah... Ia sudah yakin ajalnya akan segera menjemput, ketika tiba-tiba sesosok kaleng dengan perisai lebar menahan serangan Compund Aizenvalt hingga terdengar suara BLOCKKKKK keras-keras!

Aizenvalt menatap dengan terkejut ke arah sekaleng Mercenary yang tiba-tiba menganggu akhir pertarungannya melawan Dave itu! Mercenary itu balas menatap lurus ke arah Aizenvalt dengan mata kameranya, tidak nampak sedikit keraguan pun disana...

“Prince!” seru Dave ketika menyadari siapa sosok kaleng yang ada di hadapannya itu.

Prince... Pikir Aizen, oooh si Mercenary badut yang katanya pimpinan guild Revoltech itu!!! Kaleng culun yang mikir dirinya bisa membawa perubahan bagi Accretia Empire??

Hahahahaha bagus akan gw hancurin semua bualan dia hari ini juga, di hadapan semua pengikutnya!!!! Mata kamera Aizen yang sebelumnya mulai meredup kini kembali menyala merah setelah ia menengak lagi sebotol Chaos Pot.

Para kaleng anggota guild Revoltech segera berseru dengan semangat melihat pimpinan mereka datang “HAHAHAHA MAMPUS LO SEKARANG AIZEN!!!!!”

“Hati-hati bro” ujar Dave sambil berusaha berdiri pelan-pelan “Dia hebat seperti yang didesas desuskan!”

Dengan tidak melepaskan pandangannya dari arah Aizen, Prince memanggil salah seorang Specialist Guild nya, El-Luppin.

“Bro.. tolong rawat Dave!” ujarnya tenang sambil mencabut SI CK nya.

El-Luppin segera berjalan menuju arah Dave dan memapah Assaulter itu ke tempat aman, jauh dari Prince dan Aizen. Setelah Dave dan El-Luppin udah cukup jauh Prince kembali berbicara kepada Aizen.

“Turunkan launcher elu bro!”

Tapi Aizen tidak menjawab dan tetap mengarahkan ujung siege kit nya ke Prince.

“Kayaknya lu nggak mau ya...” lanjut Prince kalem, sambil menengak sebotol chaos pot. Mata kamera Prince kini menyala merah sama seperti Aizen. Melihat hal tersebut seluruh bensin di dalam tubuh kaleng Aizen terasa panas dan mendidih! Dengan segera dilancarkannya serangan-serangan dengan kecepatan mengerikan dari ujung siege kit nya tepat ke arah Prince!!!

Ledakan demi ledakan terdengar bersusul-susulan dari tempat dimana Prince berdiri. Api dan asap memenuhi pandangan membuat para kaleng yang menyaksikan pertarungan itu tidak dapat melihat bagaimana keadaan ketua guild mereka.

Belum reda ledakan-ledakan tersebut Aizen kembali menambahkan satu skill nya yang enggak delay untuk menghajar Mercenary itu, TARGET FIX!!!

BLEDHARRRRRRR sebuah ledakan besar lebih besar dari sebelum-sebelumnya terlihat dari tempat Prince berdiri.

Ujung siege kit Aizen mengeluarkan asap, seluruh kaleng yang ada di sana terdiam dan sudah mengkhawatirkan hal terburuk terjadi pada ketua guild mereka itu. Semua kecuali Aizen yang terus memandang lekat ke arah kepulan asap pekat di hadapannya....

Insting kalengnya mengatakan lawannya kali ini berbeda dari sebelum-sebelumnya, ia tidak akan jatuh hanya dengan serangan-serangan biasa dan Target Fix itu!!!!

Masih belum, pikir Aizen.. Ini baru pemanasan!!! C’mon show me what u got!!!

Benar juga dugaan Aizen, dari tengah kepulan asap itu tiba-tiba sekaleng Mercenary berlari menerjang ke arahnya. Armor serta shield nya sedikit lecet dan gosong, namun selain itu kaleng tersebut dalam kondisi primanya.

Sekelebat cahaya menyala cepat di mata kamera Aizen, akhirnya ia menemukan lawan yang sebanding dengan dirinya. Segera ditargetnya Prince dengan siege kitnya. Namun tiba-tiba saja Mercenary itu sudah meloncat dan menghindari serangan-serangan Aizen!!

Apa!!???! Dengan terkejut Aizen hanya bisa melihat saat Prince sudah berada diatasnya menggunakan skill “HYSTERIA!!!!!!” dan menghujamkan SI CK nya tepat menembus ke dalam siege kitnya, mengenai bahu kanan Aizen dengan telak!!!

Aizenvalt hanya menatap ke arah SI CK yang menusuk tajam ke dalam bahunya itu tanpa bisa berbuat apa-apa. Tiba-tiba saja Prince sudah mencabut pedangnya dan meloncat mundur. Tepat pada saat siege kit Aizenvalt meledak bersamaan dengan Striker itu di dalamnya.

“HOREEEE!!!” para kaleng anak buah Prince mulai bersorak-sorak.

“Cari perkara dia nantang Prince!”

“Cukup 1 hit bok, Prince emang hebad!! Ayo habisi dia bro!!!” ujar NoiNoi masih berusaha mengompori.

Namun Prince hanya menatap kalem ke arah NoiNoi “Sudah cukup bro... Dave mungkin bisa lu bohongin, tapi gw nggak! Gw nggak akan maafin kalo elo memprovokasi guild gw lagi seperti ini!”

Mata kamera NoiNoi segera terlihat pucat, striker itu pun segera ambil langkah 1000 meninggalkan partnernya Vastro tergolek tak berdaya di tanah.

Prince hanya geleng-geleng kepala ngeliatnya, lalu memberi isyarat pada El-Lupin untuk memeriksa keadaan Vastro juga.

Namun pada saat itulah Aizenvalt mengejutkan semua kaleng yang ada di sana dengan tiba-tiba terbangun dari puing puing siege kitnya.

“UGHHH!!” rintih Striker itu sambil berusaha bangun dengan seluruh kekutannya.

Ce- cepat sekali dia!!! Pikir Aizen saat mati-matian berdiri. Seumur hidup kalengnya baru kali ini ia menemui lawan sebadak, sekuat, dan secepat Prince!! Dengan pandangan kamera membara ia menatap tajam ke arah Prince!

“Ga usah buru-buru bangun bro... “ jawab Prince santai “ rencana gw, lu gw bikin pingsan dulu 1-2 hari supaya kita bisa bicara”

“POKEMON LO!!!” maki Aizen sambil berusaha berjalan ke arah Prince.

Dave dalam keadaan terluka kakinya segera berdiri di hadapan Prince dengan SI FL terhunus, siap untuk membela ketua guildnya!

“Kenapa lo gak menusuk tepat ke arah prosesor utama gw??? Lu bisa dengan gampang bunuh gw tadi, kenapa gak lo lakuin!!??” tanya Aizen pada Prince tanpa mempedulikan kehadiran Dave.

“Because I want u Zen...” jawab Prince sambil tersenyum.

Jelas aja jawaban itu bikin semua kaleng yang ada di sana melongo sampe mata kamera mereka nyaris copot lensanya! Terutama Aizenvalt!

“Lu gay???” hardiknya pada Prince

“Bukan gitu bro... Gw sering lihat elo di CM dan Sette, gw sering ngeliat gimana elo bertarung dengan lawan lawan elo!” Prince berhenti sejenak sambil memandang lurus ke arah Aizen, sedangkan Aizenvalt terdiam menunggu Prince melanjutkan...

“Gaya bertarung elo yang menantang bahaya itu, ga bisa gw lupakan... Seolah lu selalu memposisikan diri elu diambang kematian, agar lo bisa menikmati pertarungan, benarkah begitu bro?” Lanjut Prince dengan kalemnya. “Gw bisa lihat kesepian elo, kesedihan elo karena gak dipahamin oleh kaleng-kaleng lain! Saat lu bertarung dengan mempertaruhkan nyawa itulah elu menemukan alasan elu untuk terus hidup kan?”

Aizenvalt masih terdiam, namun kali ini terlihat ada perubahan di mata kameranya....

Memang Aizen tidak pernah punya kaleng yang dekat dengan dirinya sejak dia pertama diaktifkan. Kemampuannya yang diatas rata-rata, pembawaanya yang ceplas ceplos dan suka mengatakan isi hatinya terang-terangan membuatnya makin tak disukai oleh rekan rekan sejawatnya.

Sejak masih level tigapuluh an Aizen sudah memilih untuk menyendiri... Kadang-kadang ia merasa ga ada artinya dia diaktifkan di Empire ini!! Hidup dalam kesendirian dan kesepian.... Hanya dengan menantang maut lah ia bisa merasakan arti hidup yang sesungguhnya!!!

Namun hal itu selalu dipendamnya, tidak pernah diceritakannya pada kaleng manapun juga !!! Makanya Aizenvalt terkejut sekali... Kenapa Prince bisa mengetahui begitu banyak tentang dirinya hanya dengan melihatnya bertarung sesekali saja!!???

“Lu cukup menarik bro, dan lu sangat kuat!” tambah Prince lagi “Bergabunglah dengan guild gw.. Bersama-sama kita akan bangun Empire ini! Tenaga elu dibutuhkan bro!”

Namun Aizenvalt balas menatap kearah Prince dengan pandangan jijik. “Siapa elo beraninya membicarakan tentang isi prosesor gw!!??? Kaleng culun kayak elo mau sok ngatur gw!!?? Hidup-hidup gw suka-suka gw mau jalanin kayak apa!”

Prince balas menatap Aizen dengan pandangan culun “Culun-culun gw jadi ketua guild lebih dari 1/2 taun bro!”

“So?” jawab Aizen gak peduli.

“Come join me!” tawar Prince sekali lagi.

“NEVER!” Jawab Aizen tegas sambil mencabut kembali SI ML nya “Ayo kita selesaikan di sini sekarang!!!!”

“Baiklah kalo gw emang harus mendapatkan elo lewat pertarungan!” Prince kembali mencabut SI CK nya. “Ayo kita tentukan saat ini juga.. kalo lu menang lu boleh lakukan sesuka lu dan gw ga akan usik elu!”

“Kalo lu yang menang? Apa yang lo mau dari gw?” tanya Aizen sebal.

“Lu jadi milik gw selamanya!”

“Prince hati-hati...” ujar Dave yang tiba-tiba ngerasa kaga enak memperingatkan.

“Gapapa bro... lu rest aja. I’ll get what I want!” Prince meyakinkan Dave.

Aizenvalt tersenyum liar, ia mengatur sesuatu pada SI ML nya dengan cepat dan tiba-tiba menghajar Prince dengan kekuatan serangan 10 kali lebih cepat dibandingkan serangan normal!!!!

Block Block Prince nyaris tidak bisa membendung serangan gak wajar itu, HP Mercen badak itu pun turun dengan drastis. Archon Prince terdesak, hingga Armor dan perisainya rusak parah!!!

“Cheatttttttt!!!!!!!!!!!” Teriak Terlahir Suci emosi. Ia dan Sharyn udah siap menerjang bersamaan ke arah Aizen, namun lagi-lagi Prince menahan mereka.

“Gapapa biarin!” ujarnya masih dengan kalem.

“Lu yakin masih mau ada cheater kek gw di guild suci elu he??” ledek Aizenvalt.

Namun Prince hanya tersenyum dan menjawab “Lu rela ngelakuin apapun supaya lu bisa menang dari gw ya, termasuk cheat... Gw makin suka ama elu!”

Mata kamera Aizen memerah padam, ia merasa makin kesal dengan sekaleng Mercen dihadapannya ini!!! Dengan mudahnya membaca isi prosesor gw, dengan enaknya membocorkannya di depan semua kaleng pula!!!

“POKOKNYA GW GAK SUDI KALAH SAMA ELUUUU!!!!!” sambil berteriak demikian Aizenvalt mengeluarkan siege kit ketiganya, untung aja hari ini ia bawa banyak siege kit! Tapi ini adalah siege kit terakhirnya, kali ini ia gak boleh gagal!!!

Aizen baru saja siege mode saat dilihatnya Prince sudah belari menuju kearahnya dan membabatnya dengan TORNADO!!!

Sabetan pedang yang bagaikan angin itu mencabik-cabik siege kit dan armor strikernya, namun Aizen tetap bertahan, digunakannya tangan kirinya untuk menahan SI CK milik Prince!!

Tangan kiri Aizen mengeluarkan percikan api saat ia memaksakannya menggenggam pedang milik Prince, mati-matian ia menahan pedang itu, Prince pun berusaha mencabut pedangnya dari tangan Aizen. Ketika ia menyadari bahwa posisinya kini tepat di hadapan ujung siege kit Aizen!!!!

Tidak sampai sepersekian detik setelah Prince menyadari hal itu, serangan terkuat Aizen, DOOMBLAST telah meluncur dari ujung siege kitnya tepat ke kepala Mercenary itu!!!

“MATI LUH!!!!” teriak Aizen penuh semangat.

Sementara kaleng-kaleng lain hanya bisa menyaksikan kejadian itu tanpa bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya menatap ke arah ledakan luar biasa yang terjadi depan di hadapan siege kit Aizen.

Diserang dengan DOOMBLAST dari jarak sedekat itu, dan ditargetkan telak ke kepala!!! Mustahil ada kaleng yang akan selamat, sebadak apapun kaleng itu!

Aizen nampak terengah-engah, mata kameranya menampilkan campuran ekspresi antara lega, marah dan sedih sekaligus....

Tapi belom sempat Aizen bernafas lega, tiba-tiba saja Striker itu dikejutkan melihat pemandangan di depan matanya...

Ketika kepulan ledakan Doomblast telah hilang, dilihatnya Prince masih berdiri tegak dihadapannya!!!!! Perisai int + 4 nya hancur berkeping-keping karena digunakan untuk melindunginya dari ledakan Doomblast, demikian pula Armor pelindung kepala dan badannya yang nyaris gak berbentuk lagi!!! Rahang bawah milik kaleng itu tergantung pada sebuah sekrup saja dan nyaris lepas meninggalkan kepalanya!!!

Namun selain daripada itu Prince tidak mengalami kerusakan apapun yang membahayakan prosesor utama di kepalanya!

Belum habis kekagetan Aizen, Prince dengan cepat mencabut paksa pedangnya dari genggaman tangan Aizen, dan mengarahkannya tepat ke leher Aizenvalt!

“Serangan lu yang barusan bikin rahang gw nyaris copot bro... Silau lagi, sampe kamera gw overload! Tapi pertarungan kita selesai di sini!”

Aizen menatap dengan tidak percaya ke sosok Mercenary yang berdiri tegak di hadapannya itu. Striker itu terduduk lemas, seluruh tenaga nya sudah habis terpakai... Ia nggak bisa lagi melawan, Prince telah mengalahkannya dengan telak!!!

“HEBAT BRO” Sharyn yang pertama bersorak-sorak. Diikuti oleh kaleng-kaleng lainnya yang segera berhamburan ke arah pemimpin mereka!

Namun ada juga beberapa kaleng yang malah menuju ke arah Aizen, siap menghajar Striker yang paling dikagumi sekaligus dibenci di seantero Empire itu!

“Heh berdiri lu!!! Tau rasa lu sekarang!!!” ejek sekaleng Phantom Shadow

“Harusnya lu dihajar sampe jadi rongsokan!!!” tambah sekaleng Dementer.

Melihat hal itu Prince segera menghampiri Aizen dan memberi isyarat pada anak buahnya untuk mundur.

“Tapi Prince dia pantes dihukum setelah apa yang dilakukannya pada Dave!” ujar Sharyn.

“Iya gw tahu Shar... tenang aja” jawab Prince sambil meraih wajah Aizen dengan tangannya...

Aizen menoleh keatas saat ia merasakan tangan Prince di kedua belah pipinya, saat itulah ia melihat wajah Prince begitu dekat dengan mata kameranya, dan mulai berbicara ....

“Nah bro... hukuman elo, sesuai kesepakatan tadi... Mulai hari ini lu jadi milik gw! OK!”

Aizenvalt tidak dapat membalas, prosesor vokalnya terasa kelu. Ia hanya memandang lurus ke arah sosok Mercenary yang terlihat begitu berkharisma di hadapannya itu, walaupun dengan rahang yang hanya ditahan dengan sebuah baut saja!!!

Aizen sendiri tidak mengerti, kemana perginya semua kebenciannya tadi.. Yang ia tahu hanya satu, bahwa mulai detik ini ia telah memutuskan tujuan dan arti hidupnya, yaitu menjadi pendamping dan pengabdi bagi sosok kaleng luar biasa yang ada dihadapannya ini!!! Ia ingin melayani, melindungi... dan terus berada disamping Prince untuk mengencangkan mur rahang nya sampai akhir hayatnya!!!


The End


The sky turns dark blue waiting for rain,while I am waiting for you
As the moonlight shines brighter, the ending arrives
Like a porcelain heirloom that keeps its beauty,
your eyes show your smile

Words from Qing Hua Ci (Green Flower Porcelain) by Jay Chou
Cast Of Telenovusla

Part III: After War


Seusai Chip War, Haytam dan Kuuga beserta para petinggi Accretia dan hampir seluruh pasukan bersama-sama kembali ke area tengah tambang...

Di sana mereka menemukan puluhan bangkai MAU yang meleduk dan mayat-mayat prajurit Bellato bertumpukan, semuanya hangus terkena nuke....

Di tengah itu semua tergeletak dengan gagah sebuah kaleng, tubuhnya udah nyaris hancur lebur...
Perisainya yang biasanya kokoh dan mengkilat kini udah jadi serpihan-serpihan logam berserakan. Armor Archon yang biasanya membuat dirinya tampak berwibawa kini udah gak ga jelas lagi bentuknya...

Haytam, Kuuga dan Accretia yang lain berdiri mengelilingi jasad Archon mereka yang telah mengorbankan dirinya demi seluruh Empire.

Melihat kondisi Archon Prince yg mengenaskan itu Haytam ga bisa lagi menahan emosinya, air karburatornya mengalir deras dari sela-sela kamera matanya.... Kuuga yang berdiri di samping Haytam segera melingkarkan tangannya ke pundak Haytam sebelum menyenderkan kepala Haytam ke pundaknya...

��Kenapa dia harus mati dengan cara begini...�� ujar sekaleng Striker

��Ini terlalu menyedihkan...�� tambah sekaleng Battle Leader.

Haytam segera berdiri tegak, Ia memandang tajam ke arah Battle Leader yang barusan mengatakan hal itu ��Kematian Archon Prince jangan kalian sesali.... Ini adalah cara pergi yang paling sesuai buat dirinya yang udah menjalani hidup sebagai prajurit Empire sejati... Dia pasti mati dengan bahagia mengetahui berkat pengorbanannya, kita bisa mempertahankan bangsa ini!!!!��

Kuuga ikut menambahkan ��Haytam benar..... Kita tidak perlu menyesali yang udah terjadi tadi pagi.... Berkat pengorbanan Archon Prince kita bisa bertahan hari ini! Kita terbebas dari stigma yang sekian lama membelenggu! Di CW berikutnya kita tunjukkan pada para cebol dan kuping panjang itu bahwa ada ribuan kaleng di Solar ini yang siap berkorban seperti Archon Prince!!!!��

��Kalau kalian nggak mau menyia-nyiakan kematian Archon, maka seluruh kaleng di Accretia Solar ini harus bangkit kembali!!! Tunjukkan harga diri kalian sebagai pasukan Empire sejati!! Tunjukkan bahwa kita bukan bangsa jajahan!!!�� teriak Haytam emosional.

Hampir serempak seluruh kaleng yang ada di sana berteriak penuh semangat!!

��HIDUP ARCHON PRINCE!!!! HIDUP EMPIREEEEEEE!!!!!��

Keadaan tengah tambang yang semula sunyi dan beku kini menjadi panas dan riuh berkat teriakan-teriakan para prajurit Empire itu! Mata kamera mereka menyala garang, siap untuk membangun kembali Accretia Solar!!!

Haytam diam-diam berlutut di depan tubuh Archon Prince, sambil menundukkan badan ia berbisik ke telinga microphone Archon-nya itu..... ��You hear that bro, bangsa yang udah nyaris punah ini bisa bangkit..... Bahkan mereka semua rela mengorbankan dirinya buat Empire... Seperti yang gw bilang pagi tadi kan, inilah saatnya kebangkitan yang sesungguhnya bagi Empire... dan itu semua berkat elu... berkat pengorbanan elu yg luar biasa��

Sambil mengatakan itu, air karburator kembali merembes dari kamera mata Haytam.
Dielusnya lembut jasad Archonnya itu ��Rest in peace bro, we will miss you...��

Kuuga menyentuh lembut pundak Haytam, Haytam balas menggenggam jemari kaleng Kuuga, mereka berdua terdiam 1001 bahasa seolah menyampaikan perpisahan terakhir kepada Archon yang paling mereka hormati itu...



***


Avalon terbangun, dengan rasa sakit di sekujur tubuh dan kepalanya... Ia berada dalam MAU nya, benda itu sekarang rusak parah setelah membentur dinding Crag Mine, dan membuat dirinya pingsan... Ia membuka kokpit dengan susah payah, sinar matahari yang menyilaukan masuk dan menerangi kokpit MAU Avalon.

Kepala Avalon masih terasa cenut-cenut ia berusaha mengingat kejadian subuh tadi...

Setelah kejadian di Chip Accretia itu, Avalon langsung memacu MAU nya melalui tengah tambang. Tujuannya adalah untuk menurunkan Luthien di wilayah Chip Cora. Karena kondisi cewe itu udah nggak memungkinkan lagi untuk turun perang.

Tapi rupanya keadaan di tengah tambang udah kacau abis, pertarungan sengit antara Cora dan Bellato sedang terjadi di sana! Avalon mati-mati an menghindari serangan para Coro, sementara bemo nya sendiri udah sekarat akibat terkena trap dan pertarungannya melawan Dave tadi..

Keadaan menjadi makin parah saat Avalon menyadari lewat kaca spion nya, bahwa Wave Accretia bagaikan kereta api siap menerjang ke arah kekacauan di tengah tambang ini. MAU Avalon terjebak diantara perang tiga bangsa di tengah Crag Mine cukup lama, Ia berusaha meninggalkan area itu tapi hampir semua jalan di buntu oleh massa...

Cukup lama Avalon berputar putar di lorong-lorong sekitar tengah tambang berusaha mencari celah untuk mengantar Luthien kembali ke wilayah Chip Cora. Ketika dilihatnya keadaan tengah tambang kosong, Avalon segera ambil kesempatan itu untuk pergi sejauh-jauhnya, namun sial... Baru setengah jalan ia sudah bertemu dengan Wave dari bangsanya yang sedang menuju ke tengah tambang! Tidak mungkin melawan arus Avalon akhirnya terseret kembali ke area tengah tambang dimana ia menyaksikan sekaleng Archon Accretia bertarung sendirian melawan seluruh prajurit Bellato!

Tiba-tiba aja di area itu terdengar peringatan nuke, Avalon segera tancap gas dan ngebut untuk menjauhi area yang terkena nuke. Tapi shockwave ledakan itu terasa juga. MAU Avalon tanpa ampun terhempas ke depan hingga menabrak dinding Crag Mine yang terjal itu. Avalon pun tak sadarkan diri...

Saat semua ingatan itu udah kembali ke kepalnya, barulah Avalon sadar.. Dimanakah Luthien???

Cebol itu mencari Luthien di dalam MAU nya, tapi tidak ada.. Demikian juga di luar MAU, mungkin aja Luthien terlempar keluar dari kaca kokpit yang pecah saat terjadi ledakan tadi... Tapi Luthien bener-bener tidak ada di manapun.

Panik takut terjadi apa-apa pada Luthien, Avalon segera menggunakan radar dari item mall untuk melocate posisi Luthien. Cebol itu menghela nafas lega saat melihat Luthien ternyata masih hidup dan saat ini tengah berada di Pan Crimson, tepatnya di dalam goa rahasia mereka.

Masih mengkhawatirkan kondisi Luthien, cebol itu pun ngga mau buang waktu... Ia buru-buru berlari menuju ke portal Crag Mine Bellato untuk menyusul Luthien di Pan Crimson

Sesampainya di Pan Crimson, Avalon langsung masuk ke dalam goa... Namun ternyata Luthien udah nggak berada di sana lagi. Sebagai gantinya Avalon menemukan dua buah batu yang telah disusuh sedemikian rupa dan di ukir dengan force hingga menyerupai sebuah nisan. Nama-nama yang terukir di batu itu adalah Paladinz /BlackFairy dan HeN...

Walaupun kecewa karena nggak menemukan Luthien di sana, namun Avalon merasa lega, setidaknya dia tahu coro itu baik-baik aja...

Avalon pun menunduk dan memberi penghormatan di depan nisan yang dibuat oleh Luthien untuk mengenang dua orang yang paling berharga dalam hidupnya itu...

Walaupun hanya nisan kosong, setidaknya hanya inilah yang dapat dilakukannya untuk dua orang yang telah melindungi dan menyelamatkan Luthien di Chip War pagi tadi dengan caranya masing-masing...

Cebol itu melangkah keluar dari gua, ia berjalan ke tepian pantai di mana ia pernah melihat sekawanan bunga liar tumbuh disana. Ia bermaksud memetiknya untuk diletakkan di nisan itu.

Saat sedang memetik bunga itulah Avalon melihat sesosok Coro sedang berdiri nun jauh di ujung pantai... Luthien!!! Di tangan Coro itu tergenggam bunga-bunga liar yang sama dengan yang dipetik oleh Avalon... Sepertinya Luthien juga bermaksud melakukan hal yang sama, cewe itu memandang ke laut rambutnya yang panjang dipermainkan angin....

Langit yang dipandang oleh Luthien itu terlihat merah bagai darah, bagaikan ikut menangis melepas kepergian Archon tiga bangsa, dan semua patriot yang telah berguguran di Chip War subuh tadi....

Avalon segera berjalan mendekati Luthien.. ��Luth.... are u allright?��

Luthien tidak menoleh, ia terus saja memandang ke arah langit sambil menjawab,
��Gw nggak bisa habis berpikir... Kenapa kita tiga bangsa harus ditakdirkan untuk saling bunuh- membunuh��

Cewe itu terhenti sejenak dan menarik nafas dalam-dalam...

�� ...... Kenapa kita terus saja melakukan hal yang sama setiap harinya.... menyakiti dan disakiti.... mencintai, dan membenci..... Mungkin sampai kapanpun kita nggak akan tahu jawabannya...��

Luthien kemudian menoleh perlahan ke belakang sambil tersenyum pahit. Gadis itu lalu berlutut hingga tingginya sama dengan Avalon.

��Tolong beritahu .. bagaimana gw harus menghadapi kehidupan ini sendirian... bagaimana gw mesti berjuang melangkah maju setelah semua ini...�� tanyanya dengan mata berkaca-kaca.

Avalon terdiam sejenak sebelum menjawab

��Mungkin gw terkesan seperti pengecut kalau gw baru bicara begini di saat dia sudah pergi.. Tapi gw pernah berjanji pada elu di pantai ini, bahwa gw akan selalu ada buat elu Luth.... Saat inipun kalo elu inginkan gw akan menepati janji gw itu selamanya... You are not alone Luth!��

Luthien memandang dengan campuran antara kagum dan tak percaya ke arah Avalon, setetes air mata mulai mengalir di pipinya

��Tapi gw...��

Avalon mengusap airmata Luthien ��Gw tahu... gw tahu apa yang akan elo katakan. Tapi gw ga peduli Luth... Karena kita tidak pernah tahu kapan hal yang terbaik dalam kehidupan kita akan datang..... Dan untuk saat ini gw nggak mau melepaskan hal terbaik yang udah gw miliki... �� sambil menjawab demikian Avalon tersenyum dan mengelus rambut Luthien lembut.

Luthien hanya bisa menunduk mendengar kata-kata Avalon, air matanya kini mengalir makin deras...


....................


.................


...........


.......



One year later


Haytam dan Kuuga sedang berjalan-jalan keliling markas Accretia saat mereka melewati nisan yang dibangun untuk menghomrati Archon Prince. Nisan itu dibangun bersebelahan dengan nisan milik Aizen dan Dave.

Banyak sekali Accretia junior yang baru aja diaktifkan setahun belakangan ini sedang mengerubuti nisan itu, sambil terus memperbincangkan kisah-kisah kepahlawanan para mantan Archon mereka itu.

��Katanya Aizenvalt itu striker legendaris!�� ujar sekaleng Specialist level 1 ber nick BlueCherry ��Dia bisa hancurin 2 MAU milik Archon Bellato sebelum mati!��

��Ahhh itu mah kecillll!!!�� sahut sekaleng Striker ber nick Vulskrants ��Gw suatu hari nanti juga bisa kayak gitu kalo mau!�� tambahnya angkuh.

Beuhhh pede bener nih kaleng! Pikir Haytam.. Sifat pedenya itu mengingatkannya sedikit pada babu Aizen yang juga selalu pede semasa hidupnya...

Tapi kayaknya si BlueCherry nggak berpikiran seperti Haytam, ��Wahh bener kk Vull bisa jadi sekeren itu?�� ujarnya dengan mata kamera berbinar-binar, persis sekali seperti cara Bleki memandang babu.

Haytam tersenyum miris, dua kaleng dihadapannya ini benar-benar mengingatkannya pada Babu dan Bleki...

Haytam dan Kuuga baru meneruskan jalan-jalan-nya beberapa langkah, ketika tiba-tiba sekaleng Gladius menghampiri mereka.

��Bro... barusan aja gw naek level jadi 35, gw udah siap turun ke chip War membela Empire, kemana gw harus mendaftar?�� tanya Gladius itu penuh percaya diri

Kuuga dan Haytam terkejut, Gladius muda itu begitu bersemangat dan aura yang memancar dari tubuhnya pun terasa berbeda dari kaleng-kaleng lainnya.

��Elo belum perlu turun CW sekarang juga kok�� balas Haytam santai ��leveling dulu saja sampe 45 lebih baru ikut CW, saat ini prajurit Empire udah cukup�� kasian juga kalo Gladius ucup gini udah dipaksa CW, pikir Haytam.

��Tapi gw ingin berguna buat empire, bro!�� bantah Gladius itu, �� lagipula sikap angkuh kayak gitu adalah awal dari kehancuran Empire dulu, apa kk mau Empire yang udah susah payah kita bangun kembali ini jatuh lagi?��

Haytam tersentak mendengarkan ucapan Gladius itu, dirinya serasa flash back ke dini hari sesaat sebelum Chip War setahun yang lalu. Ia merasa dirinya baru saja ditegur oleh Archon Prince karena hampir lupa dengan ucapannya sendiri...

��Iya lu bener bro�� Kuuga menyahuti ��Kalo lu mau turun war kita akan terima dengan senang hati, nanti menjelang CW datanglah ke portal Accretia di Crag Mine, gw akan brief elo di sana! Berjuanglah untuk Empire!�� tambahnya lagi.

Mata kamera Gladius itu nampak berseri-seri karena diterima sebagai prajurit Empire, ia segera berlari-lari menuju bank markas mungkin untuk menyiapkan perlengkapan perangnya...

��Gladius itu...�� ujar Haytam lirih... ��semangatnya bener-bener ngingetin gw pada sesosok kaleng yang udah lama meninggalkan kita��

��Iya... gw juga berpikir demikian�� jawab Kuuga sambil terus mengawasi sosok Gladius itu erat erat dengan mata kameranya.

Haytam tersenyum sambil memandang ke arah nisan Archon Prince di kejauhan ��Lu lihat kan, bro... Kaleng yang mewarisi tekad dan cita-cita elu... ada di sini!!!��


***

Sementara itu Luthien seperti biasa berziarah ke makam yang dibuatnya untuk kk HeN dan Paladinz di Pan Crimson.

Setahun lalu Luthien mendirikan makam untuk dua orang itu di pantai ini. Alasannya karena tempat ini adalah tempat yang istimewa baginya. Ada pertemuan, perpisahan, ada pula tawa dan tangis, begitu banyak peristiwa penting dalam hidup Luthien yang terjadi di sini...

Di pantai yang begitu penuh dengan memory ini.... disitulah ia ingin selalu mengenang Paladinz dan kk HeN

Sesampainya di sana, ia melihat sudah ada bunga-bunga yang ditaburkan di depan makam itu. Bunga-bunga itu kelihatannya masih baru dipetik, kuncupnya masih basah oleh embun pagi...

Luthien tersenyum sambil meletakkan karangan bunga yang dibawanya dari markas Cora di samping bunga-bunga liar itu.

Gadis itu kemudian berlari keluar gua dan menuju ke arah pantai, di sana ia melihat Avalon sedang mengelap MAU coklatnya seperti biasa.

Ia tertawa ngeliat pelitnya Shin Avalon nggak berubah juga, menyadari dirinya diketawain Luthien, Avalon balas melambaikan tangan kepada gadis itu sambil ketawa...

Tawa sepasang Coro dan Cebol itu terdengar bersahutan dengan buih ombak yang pecah di bibir pantai, dibawah langit biru yang hari ini menaungi Pan Crimson.

FIN